10 Kejutan di 100 Hari Pertama Trump Jilid 2 yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Bella Suara.Com
Selasa, 22 April 2025 | 16:02 WIB
10 Kejutan di 100 Hari Pertama Trump Jilid 2 yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Instagram.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kritikus menyoroti potensi konflik kepentingan, namun Trump dan Musk menepisnya sebagai “politisasi yang tidak perlu.”

12 & 28 Februari: Menghangatkan Hubungan dengan Putin

Trump membuka kembali jalur diplomatik dengan Vladimir Putin, menutup tahun-tahun isolasi diplomatik Rusia.

Setelah panggilan 90 menit pada 12 Februari, disusul pertemuan lanjutan, hubungan AS-Rusia mulai pulih. Sejauh ini, kerja sama mereka telah menghasilkan dua pertukaran tahanan, meski mengundang kekhawatiran Eropa.

14 Februari: Vance Tegur Eropa

Wakil Presiden JD Vance tampil keras di Konferensi Keamanan Munich. Ia mengecam pembatasan kebebasan berpendapat di Eropa, menyerukan peningkatan belanja militer, dan mengkritik kebijakan imigrasi mereka.
Retorika keras ini menandai berakhirnya kepastian lama tentang komitmen AS terhadap NATO dan sekutu Eropa.

28 Februari: Konfrontasi Terbuka dengan Zelenskyy

Dalam pertemuan yang disiarkan langsung, Trump dan Vance menyerang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menuduhnya tidak berterima kasih atas bantuan AS.

Kritik tersebut dianggap sebagai bentuk keberpihakan pada Rusia oleh sejumlah politisi AS, termasuk Pemimpin Minoritas Senat Demokrat Chuck Schumer, yang menyebut mereka “melakukan pekerjaan kotor Putin.”

7 Maret: Tekanan terhadap Universitas

Pemerintahan Trump menuduh beberapa universitas ternama AS, termasuk Columbia dan Harvard, membiarkan anti-Semitisme berkembang dalam protes anti-perang Gaza.

Pemerintah mencabut hibah senilai $400 juta (sekitar Rp6,4 triliun) dari Columbia dan membekukan $2,2 miliar (sekitar Rp35 triliun) dana federal ke Harvard, bahkan mengancam mencabut status bebas pajak mereka.

15 Maret: Deportasi Massal ke El Salvador

Trump memanfaatkan celah hukum masa perang untuk mendeportasi lebih dari 200 tersangka anggota geng ke penjara keamanan tinggi di El Salvador.

Baca Juga: Di Balik Sorotan AS Terhadap Barang Bajakan Pasar Mangga Dua

Meski ditantang oleh pengadilan, pemerintah menolak mundur. Seorang hakim federal menyebut pemerintah “berpotensi melakukan penghinaan terhadap pengadilan.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI