Teruskan Perjuangan Paus Fransiskus, Keuskupan Agung Jakarta Luncurkan Gerakan Belarasa

Kamis, 24 April 2025 | 16:32 WIB
Teruskan Perjuangan Paus Fransiskus, Keuskupan Agung Jakarta Luncurkan Gerakan Belarasa
Uskup Ignatius Kardinal Suharyo. [Tangkapan layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selanjutnya, publik diajak menjelajahi Galeri dan Bazar Belarasa, mengikuti Dialog Kemanusiaan bersama tokoh publik seperti Uskup Agung Ignatius Kardinal Suharyo, Dr. Sukidi Mulyadi, Hj. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, dan Dr. Franz-magnis Suseno, SJ yang dimoderatori oleh Ayu Utami. Acara akan ditutup dengan menyaksikan pertunjukan teater musikal "Mimpi Anak Pesisir" yang diproduseri oleh Tanta Ginting dan melibatkan anak-anak marjinal sebagai pemeran utama.

“Mayoritas penerima manfaat layanan kami adalah umat Muslim, bahkan banyak yang berasal dari kelompok transpuan. Kami belajar dari ajaran Paus bahwa berbela rasa berarti memeluk semua yang terpinggirkan,” ujar Dita Anggraini dari Divisi Pelayanan Anak LDD.

Bukan Memberi tapi Berjalan Bersama Di booth pelayanan anak LDD, Dita Anggraini bersama tim akan menampilkan miniatur kelas PAUD dan KBA (Kelompok Belajar Anak) lengkap dengan alat peraga dan dokumentasi visual perubahan wilayah sebelum dan sesudah pendampingan. Tidak hanya itu, akan ada kelas mini untuk memberi gambaran kepada pengunjung tentang metode pembelajaran yang inklusif dan berbasis komunitas.

Anak-anak dampingan juga akan tampil dalam pertunjukan kecil bertema cita-cita—mengenakan kostum profesi impian mereka sebagai simbol harapan dan masa depan yang lebih baik. Ini semua disiapkan untuk menunjukkan bahwa pendampingan bukan soal memberi, tapi menciptakan ruang tumbuh bersama.

“Kami akan membagikan kisah bagaimana LDD mendampingi masyarakat prasejahtera bukan dengan memberi, tetapi dengan melibatkan mereka secara aktif dalam proses perubahan. Sebab prinsip pelayanan adalah Subsidiritas (masyarakat mengelola masalah mereka sendiri). Kami hadir bukan untuk menjadi pahlawan, tapi untuk berjalan bersama,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur LDD KAJ, P. Adrianus Suyadi, SJ, Direktur LDD KAJ menjelaskan bahwa Peluncuran Gerakan Belarasa 3 Mei di Museum Nasional, dalam satu hari penuh, lintas iman, komunitas akar rumput, pelaku seni, dan publik akan bersua dalam semangat kasih yang diwujudkan melalui karya, dialog, dan komitmen
kolektif.

“Belarasa bukan sekadar empati pasif. Ia adalah keberanian untuk hadir, untuk terlibat, untuk bertindak. Bukan demi amal sesaat, tetapi demi perubahan yang bermakna. “Gerakan ini bukan proyek keagamaan, tetapi ruang untuk saling melihat, mendengar, dan bergerak bersama,” kata Romo Adrianus Suyadi.

Peluncuran ini akan ditutup dengan pernyataan dukungan dari mitra masyarakat sipil, tokoh publik, dan sektor swasta sebagai tanda komitmen bersama untuk memperluas gerakan bela rasa ke seluruh Indonesia.

“Maka kami mengundang seluruh warga, para aktivis, perusahaan swasta, pemerintah, pemuka agama untuk bersama-sama mendengarkan kisah dari orang-orang terpinggirkan di Jakarta. Dengarkan kisah mereka. Temui wajah-wajah harapan itu. 3 Mei 2025 di Museum Nasional,” kata P Adrianus.

Baca Juga: Mengenal Pneumonia, Diduga Penyebab Meninggalnya Mbok Yem sampai Paus Fransiskus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI