Suara.com - Keputusan Paus Fransiskus untuk menyederhanakan upacara pemakamannya, termasuk memutus tradisi dimakamkan dalam tiga peti mati terpisah, menarik perhatian pada salah satu adat pemakaman paling ikonik di Vatikan.
Ritual tiga peti mati yang berakar pada tradisi selama berabad-abad, melambangkan kesucian dan otoritas kepausan. Namun, Fransiskus, sesuai dengan penolakannya yang sudah lama terhadap keagungan kepausan, menyetujui ritus baru tahun lalu yang menghapuskan praktik tersebut sepenuhnya.
Meski Paus Fransiskus telah menyetujui keputusan untuk menghapuskan praktik ritual tiga peti mati yang telah berakar sejak berabad-abad yang lalu ini, hal tersebut tetap memantik rasa penasaran orang-orang tentang alasan mengapa Paus dimakamkan dalam 3 peti mati.
Latar belakang Paus dimakamkan dalam tiga peti mati

Selama beberapa generasi, tradisi Vatikan menetapkan bahwa para Paus harus dimakamkan dalam satu set tiga peti mati. Peti mati pertama terbuat dari kayu cemara yang melambangkan kerendahan hati dan kefanaan.
Peti mati kedua terbuat dari timah untuk mengawetkan jenazah dan mencegah kerusakan. Dan peti mati terakhir dibuat dari kayu ek luar yang mencerminkan martabat dan kekuatan.
Ritual pemakaman berlapis tiga ini merupakan simbol dari peran ganda Paus sebagai gembala spiritual dan tokoh global. Dalam kematian, simbolisme tersebut menyampaikan penghormatan yang mendalam, dan bagi beberapa kritikus, hal tersebut mencerminkan aura kekuasaan yang tak terbantahkan.
Perubahan tradisi dan alasannya

Pada tahun 2024, Paus Fransiskus menyetujui reformasi tata cara pemakaman dalam "Ordo Exsequiarum Romani Pontificis," atau "Ritus Pemakaman bagi Paus Roma," dengan menyederhanakan beberapa elemen. Di antaranya: membuang peti mati rangkap tiga dan menggantinya dengan pemakaman yang lebih sederhana menggunakan peti mati kayu dengan bagian dalam seng.
Baca Juga: Beda Sinopsis Conclave vs The Two Popes: Cetak Rekor Penonton usai Paus Fransiskus Wafat
Monsignor Diego Ravelli, pemimpin upacara liturgi Vatikan, menjelaskan bahwa reformasi tersebut dimaksudkan untuk lebih menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang gembala dan murid Kristus, bukan pemakaman seorang manusia berkuasa di dunia ini.