Monolog Gibran Dibela Wamensesneg: Pekerjaan Pejabat Itu Ya Bicara

Chandra Iswinarno Suara.Com
Minggu, 27 April 2025 | 21:32 WIB
Monolog Gibran Dibela Wamensesneg: Pekerjaan Pejabat Itu Ya Bicara
Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro. [ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/YU]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam keterangannya, Putra Sulung Presiden Ketujuh Republik Indonesia ini mengajak seluruh generasi muda menjadi penggerak pembangunan, bukan sekadar penonton.

"Tanpa arah dan keberanian kita bersama, bonus demografi bisa jadi hanya sekadar angka statistik," ungkap Gibran.

Klise Bonus Demografi

Menanggapi monolog Gibran, Peneliti dari Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai narasi bonus demografi Indonesia hanya klise.

Menurutnya, Gibran seharusnya berkaca dari situasi ketersedian lapangan pekerjaan saat ini.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat blusukan di Solo, Selasa (1/4/2025). [Suara.com/Ari Welianto]
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat blusukan di Solo, Selasa (1/4/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

"Bonus demografi sudah menjadi bencana demografi ketika pemuda kita banyak yang menjadi pengangguran," kata Huda kepada Suara.com.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 tentang Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT berdasarkan kelompok usia, menunjukkan prosentase kelompok usia muda 15-19 tahun sebesar 22,34 persen, dan TPT usia 20-24 tahun sebesar 15,34 persen. Sementara persentase rata-rata TPT nasional berada di angka 4,91 persen.

"Artinya tingkat pengangguran nasional banyak disebabkan oleh pemuda yang menganggur. Kondisi tersebut bisa menyebabkan generasi pemuda kita akan mempunyai pendapatan terbatas, namun dihadapkan pada biaya hidup yang tinggi," jelas Huda.

Kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan ketika banyak pemuda yang akhirnya bekerja menjadi setengah pengangguran yang jumlahnya semakin meningkat.

Baca Juga: Setneg Beberkan Alasan Soal Unggahan Video Monolog Gibran di YouTube: Agar Tak Bias

Mereka banyak bekerja di sektor informal yang tidak memberikan kesejahteraan yang lebih baik. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti asuransi kesehatan dan pendidikan mereka tidak sanggup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI