"Kan yang tahu bahasa jamaah haji kami adalah orang kami sendiri, tidak mungkin bahasa arab mereka itu," sambungnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, banyaknya pendamping haji dari Indonesia justru akan memudahkan pemerintah Arab Saudi.
"Jadi saya yakinkan betul bahwa sesungguhnya penambahan kuota tambahan untuk pendamping haji ini itu akan meringankan beban aparat dan pemerintahan Saudi Arabia sendiri," katanya.
Untuk diketahui, pada tahun ini, Indonesia mendapat 221.000 kuota haji. Jumlah tersebut, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.
Adapun untuk kuota haji reguler, terbagi atas 190.897 jemaah haji reguler yang berhak lunas sesuai urutan porsi 10.166 jemaah haji reguler prioritas lanjut usia; 685 pembimbing ibadah pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU); dan 1.572 petugas haji daerah (PHD).
Sementara itu, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag telah menerbitkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1446 H.
Jemaah haji Indonesia dijadwalkan akan mulai masuk asrama haji pada 1 Mei 2025 mendatang. Kemudian sehari berikutnya, jemaah haji reguler asal Indonesia secara bertahap akan mulai diberangkatkan ke Tanah Suci dari embarkasi masing-masing.