Suara.com - Bencana alam tengah mengguncang Israel. Badai pasir dahsyat menghantam wilayah selatan negara itu pada Rabu (30/4/2025), tepat ketika angin kencang memperburuk kebakaran hutan besar-besaran yang melanda kawasan antara Yerusalem dan Tel Aviv.
Perpaduan dua elemen alam yang ekstrem, yakni api dan pasir menjadi sorotan dunia, terutama setelah klip video dari kota gurun Beersheba di Negev viral di berbagai platform media sosial.
Video dramatis yang dibagikan akun @AdameMedia di platform X (sebelumnya Twitter) memperlihatkan badai pasir raksasa perlahan menelan kota.
“BREAKING: Jika api saja tidak cukup, Badai Pasir Besar telah menghantam Israel. Murka Tuhan sungguh agung,” tulisnya seperti Suara.com kutip pada Kamis (1/5/2025).
Unggahan ini pun langsung menyulut ribuan komentar dari netizen global yang memaknai peristiwa ini sebagai lebih dari sekadar fenomena alam biasa.
Badai Pasir dan Kebakaran Terburuk
Dikutip AA, Channel 12 Israel juga menayangkan cuplikan dari pangkalan militer Shivta yang menunjukkan para tentara kewalahan menutup gerbang pangkalan akibat angin dan debu yang menyapu dengan kekuatan penuh.
“Beginilah penampakan Pangkalan Shivta malam ini di tengah badai pasir yang tidak biasa,” ujar laporan itu.
Sementara itu, tim pemadam kebakaran berpacu dengan waktu mengendalikan si jago merah yang melahap hutan-hutan kering di wilayah perbukitan Yerusalem.
Baca Juga: Serangan Udara Terbaru Israel di Gaza Tewaskan Puluhan Warga Sipil, Gencatan Senjata Masih Mandek
Komandan Pemadam Kebakaran Distrik Yerusalem, Shmulik Friedman, menggambarkan situasinya sebagai salah satu kebakaran terbesar dalam sejarah Israel. Angin kencang mempercepat penyebaran api, dan suhu tinggi membuat vegetasi menjadi bahan bakar sempurna.
Salah satu area terparah adalah kota Neve Shalom, sekitar 24 km barat Yerusalem. Lebih dari 2.500 hektare hutan telah dilalap api. Sembilan orang dilaporkan terluka, dan ribuan lainnya dievakuasi dari kota-kota yang terancam.
Status Darurat Nasional dan Bantuan Internasional
Atas kejadian ini, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menetapkan status darurat nasional dan memobilisasi militer untuk membantu upaya pemadaman.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar menghubungi berbagai negara, termasuk Inggris, Spanyol, Prancis, Swedia, Argentina, hingga Azerbaijan, untuk meminta dukungan dalam bentuk bantuan pemadaman udara dan logistik darurat.
Namun, meskipun langkah-langkah logistik terus diambil, perayaan Hari Kemerdekaan Israel yang sedianya berlangsung pekan ini resmi dibatalkan. Hari yang biasanya penuh kembang api dan parade berubah menjadi pekan penuh asap dan debu.