Temuan 'Harta Karun' 5 Triliun Kaki Kubik di Selat Makassar Bikin Menteri Bahlil Geregetan

Muhammad Yunus Suara.Com
Jum'at, 02 Mei 2025 | 18:11 WIB
Temuan 'Harta Karun' 5 Triliun Kaki Kubik di Selat Makassar Bikin Menteri Bahlil Geregetan
Peta lokasi blok North Ganal di Selat Makassar [Suara.com/Muhammad Yunus]

Suara.com - Langit Samboja siang itu biru cerah, tapi kaki Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tak sempat bersantai.

Di tengah panas Kalimantan Timur, ia melangkah mantap menuju Fasilitas Penerimaan Darat (ORF) Jangkrik.

Di sinilah napas energi Indonesia berdenyut, dan Bahlil datang membawa satu pesan. Percepat.

"2028, bukan 2029," ujarnya tegas kepada para petinggi Eni—kontraktor migas asal Italia.

Perusahaan itu tengah memegang potensi besar di Selat Makassar, dan pemerintah tak ingin menunggu terlalu lama untuk mengeksplorasinya.

Blok North Ganal, begitu nama ladang gas itu, menyimpan harta karun. 5 triliun kaki kubik gas.

Cukup untuk menjadikan Eni salah satu pemain utama gas dunia. Dan Indonesia tak mau hanya menonton.

Jika semuanya lancar, mulai 2028 akan mengalir tambahan 1.500 MMSCFD gas dan 90.000 BOEPD kondensat.

Itu bukan angka kecil—bisa jadi amunisi penting untuk menutup defisit migas nasional yang kini hampir 1 juta barel per hari.

Baca Juga: Bahlil: Putusan Tambahan LPG Hingga BBM dari AS Belum Final

Konsumsi kita 1,5 juta BOPD, tapi produksi baru 580 ribuan. Jelas, ada lubang besar di situ.

Tapi Bahlil tak hanya datang untuk Eni. Bersama Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri, dan Gubernur Kaltim Rudi Mas'ud, ia juga menyambangi South Processing Unit (SPU) milik Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

Dulu fasilitas ini dikelola Total Indonesie, sekarang tangan anak bangsa yang memegang kendali.

SPU adalah tempat minyak dan gas dari Blok Mahakam dan sekitarnya ‘dimurnikan’ sebelum meluncur ke Bontang dan Balikpapan.

Gas ke kilang PT Badak NGL, minyak diantar kapal tanker ke kilang Balikpapan.

Dan yang menarik, PHM kini tengah menghidupkan kembali sumur-sumur tua—sumur yang sudah lama dianggap kehabisan napas.

Dengan teknologi seperti injeksi air dan bahan kimia, minyak yang tertahan di batuan berpori masih bisa diperas keluar. Layaknya petani cerdas, PHM tak membiarkan setetes pun energi terbuang sia-sia.

Hasilnya? Hingga Maret 2025, PHM menargetkan lifting 25.000 barel per hari untuk minyak dan kondensat, serta 399 MMSCFD gas. Angka yang ikut menambah detak jantung produksi nasional.

Langkah-langkah ini adalah bagian dari perjuangan besar: mengejar target lifting 605.000 BOPD minyak dan 1,01 juta BOEPD gas seperti yang diamanatkan dalam APBN 2025.

Energi, memang tak bisa ditunggu. Karena setiap tetes yang keluar dari perut bumi adalah detik-detik penting bagi masa depan kita.

Selat Makassar: Jalur Laut Strategis, Perut Bumi Kaya Energi

Selat Makassar bukan sekadar jalur laut penghubung antara Kalimantan dan Sulawesi. Letaknya yang membentang dari utara ke selatan.

Menghubungkan Laut Sulawesi di utara dengan Laut Jawa di selatan, menjadikan selat ini salah satu jalur pelayaran internasional paling sibuk di Indonesia.

Namun, kekayaan Selat Makassar bukan hanya di permukaannya. Di bawah lautnya, tersimpan potensi sumber daya alam yang luar biasa besar.

Kawasan ini telah lama dikenal sebagai salah satu pusat eksplorasi minyak dan gas bumi. Di bagian timur Kalimantan, tepatnya di lepas pantai Samboja, Kalimantan Timur.

Berbagai perusahaan energi, seperti Eni dan Pertamina Hulu Mahakam, telah aktif mengeksplorasi dan memproduksi gas dari lapangan-lapangan seperti Jangkrik, Merakes, hingga yang terbaru. Blok North Ganal.

Blok North Ganal, misalnya, menyimpan cadangan gas hingga 5 triliun kaki kubik—angka yang menjadikannya salah satu penemuan terbesar dalam beberapa tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, Blok Mahakam yang sudah lama berproduksi masih menyimpan potensi, terutama lewat upaya reaktivasi sumur tua dengan teknologi injeksi.

Selain minyak dan gas, wilayah sekitar Selat Makassar juga memiliki potensi perikanan yang tinggi karena arus laut yang kaya nutrisi, serta potensi energi baru seperti panas bumi di wilayah daratannya.

Kombinasi antara posisi geografis strategis dan kandungan sumber daya alam yang melimpah menjadikan Selat Makassar bukan hanya sebagai tulang punggung ekonomi Kalimantan Timur, tetapi juga sebagai simpul penting dalam peta energi nasional Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI