Metode hisab yang digunakan Muhammadiyah lebih bersifat astronomis dan hasilnya dapat diumumkan lebih awal. Sementara NU dan Pemerintah mengandalkan rukyat yang memerlukan pengamatan langsung hilal. Dalam beberapa tahun terakhir, perbedaan ini kerap menimbulkan perbedaan tanggal, meskipun tetap diwarnai dengan sikap toleransi antarumat Islam.
Penting untuk diingat, perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang baru dalam dinamika penetapan Hari Raya Idul Adha di Indonesia. Yang lebih utama adalah menjaga semangat pengorbanan, ketaatan, dan solidaritas sosial sebagai nilai utama dalam perayaan Idul Adha.
Pemerintah Siapkan Fasilitas Rukyat di 100 Titik
Untuk mengantisipasi keputusan sidang isbat, pemerintah melalui Kemenag telah menyiapkan fasilitas pemantauan hilal di lebih dari 100 titik pengamatan di seluruh Indonesia. Ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk menjaga akurasi dan transparansi dalam penetapan awal bulan Hijriah.
Sidang isbat penentuan 1 Zulhijah 1446 H rencananya akan digelar pada Selasa, 27 Mei 2025, sore hari, setelah proses rukyat selesai dilakukan di berbagai daerah.
Libur Panjang Diprediksi Dongkrak Aktivitas Wisata dan Ekonomi
Dengan adanya libur panjang Idul Adha 2025, berbagai sektor ekonomi seperti pariwisata, transportasi, hingga kuliner diprediksi mengalami lonjakan aktivitas. Banyak keluarga merencanakan liburan, ziarah, atau mudik, terutama dengan waktu libur yang jatuh selama akhir pekan hingga hari Senin.
Sejumlah maskapai penerbangan dan operator transportasi darat juga dilaporkan telah menyiapkan tambahan armada untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pada periode tersebut. Selain itu, pemesanan hotel di berbagai kota wisata juga mulai menunjukkan peningkatan sejak awal Mei 2025.
Sebagai momen tahunan yang dinantikan, Idul Adha 2025 akan menjadi salah satu periode penting bagi masyarakat Indonesia, baik dalam dimensi spiritual maupun sosial.