"Kenapa acara semacam ini menjadi penting tidak hanya bagi umat Buddha tapi juga bagi umat agama lain seperti kami? Karena itu membuat saya belajar bersyukur," lanjutnya.
Miranda menganggap kegiatan ini sebagai bentuk keteladanan, di mana para Bhikku menunjukkan keikhlasan memberi dan bersyukur.
"Melihat bagaimana teladan yang diberikan, kita senantiasa bisa memberi, kebahagiaan pada saat bisa memberi itu bukan hanya sekedar menerima—itu memberikan perasaan bersyukur yang luar biasa," beber Miranda.
Lebih dari sekadar simbol, semangat Pindapata dan Sanghadana yang ditunjukkan Bhikkhu Thudong menjadi pengingat bahwa spiritualitas sejati lahir dari aksi berbagi, mengulurkan tangan, dan menghadirkan cahaya bagi sesama.
Perjalanan para Bhikkhu ini juga menjadi pelajaran akan pentingnya hidup sederhana, disiplin, dan kesabaran dalam membangun kehidupan yang damai.
Doakan Kedamaian di Indonesia
Sebanyak 38 Bhikkhu dari Thailand yang tengah menempuh perjalanan Thudong ke Candi Borobudur sempat singgah di Pantai Indah Kapuk, Jakarta pekan lalu. Mereka dalam kesempatan itu juga mengikuti Doa Kebangsaan menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE / 2025 di Si Mian Fo, Riverwalk Island PIK.
Thudong adalah tradisi spiritual umat Buddha yang mengedepankan disiplin, meditasi, dan kesederhanaan melalui perjalanan panjang dengan berjalan kaki. Tahun ini, para Bhikkhu menempuh lebih dari 2.500 kilometer dari Bangkok, melintasi Malaysia dan Singapura, hingga menuju Candi Borobudur, Indonesia.
Letjen TNI (Purn) Dr. Nono Sampono menyebut, kegiatan ini menunjukkan semangat inklusif di PIK 2.
Baca Juga: Ingatkan Revisi UU Pemilu Bukan Ajang Beli Kekuasaan, Megawati: Uang itu Datang dari Mana Ya?

“Di sini ada masjid, gereja, vihara, dan rumah ibadah lain yang mewakili keberagaman Indonesia. Ini adalah wajah toleransi yang sangat Indonesia,” ujar Nono dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).