Mengenal Pindapata: Berbagi ke Sesama Lewat Perjalanan 38 Bhikkhu Thudong ke Candi Borobudur

Jum'at, 09 Mei 2025 | 08:18 WIB
Mengenal Pindapata: Berbagi ke Sesama Lewat Perjalanan 38 Bhikkhu Thudong ke Candi Borobudur
Tradisi Pindapata dan Sanghadana, sumbangan yang diberikan umat berupa makanan, kebutuhan pokok, serta dana langsung kepada para Bhikkhu yang melakukan perjalanan spritual Thudong menuju Candi Borobudur (istimewa)

Suara.com - Dalam rangkaian Doa Kebangsaan menyambut Waisak 2569 BE/2025 38 Bhikkhu melakukan perjalanan spiritual Thudong menuju Candi Borobudur. Di sela momen itu, dijalankan juga kegiatan Pindapata dan Sanghadana.

Pindapata dan Sanghadana merupakan aksi kepedulian sosial dengan cara berbagi ke sesama. Kegiatan ini dilakukan saat bara Bhikku singgah di Si Mian Fo Riverwalk Island, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta pada 19 April lalu.

Melalui tradisi Pindapata dan Sanghadana, umat mempersembahkan makanan, kebutuhan pokok, serta dana langsung kepada para Bhikkhu

Seluruh hasil persembahan akan disalurkan sepenuhnya kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti anak-anak panti asuhan dan warga pra-sejahtera. 

Tak satu pun dari sumbangan tersebut disimpan oleh para Bhikkhu.

Tradisi Pindapata dan Sanghadana, sumbangan yang diberikan umat berupa makanan, kebutuhan pokok, serta dana langsung kepada para Bhikkhu yang melakukan perjalanan spritual Thudong menuju Candi Borobudur (istimewa)
Tradisi Pindapata dan Sanghadana, sumbangan yang diberikan umat berupa makanan, kebutuhan pokok, serta dana langsung kepada para Bhikkhu yang melakukan perjalanan spritual Thudong menuju Candi Borobudur (istimewa)

Panitia memastikan bahwa setiap donasi akan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. 

Penyaluran akan dilakukan setelah perayaan Waisak di Candi Borobudur, bertepatan dengan acara penutup Puja Waisak Thudong 2025 yang kembali digelar di Si Mian Fo PIK pada Rabu, 14 Mei 2025 mendatang. 

Acara ini akan diisi dengan doa, pemberkahan, serta Dhammadesana oleh YM Bhante Phra Khru Wichai.

Advertising & Promotion Director ASG, Miranda DWK selaku panitia menyebut acara ini penting tak hanya bagi umat Buddha, melainkan agama lainnya.

Baca Juga: Ingatkan Revisi UU Pemilu Bukan Ajang Beli Kekuasaan, Megawati: Uang itu Datang dari Mana Ya?

“Saya pribadi sangat bersyukur diajak dalam acara ini di mana ini merupakan prosesi Pindapata pertama yang saya ikuti dan saya lihat," ujar Miranda dalam keterangannya, Jumat (9/5/2025).

"Kenapa acara semacam ini menjadi penting tidak hanya bagi umat Buddha tapi juga bagi umat agama lain seperti kami? Karena itu membuat saya belajar bersyukur," lanjutnya.

Miranda menganggap kegiatan ini sebagai bentuk keteladanan, di mana para Bhikku menunjukkan keikhlasan memberi dan bersyukur.

"Melihat bagaimana teladan yang diberikan, kita senantiasa bisa memberi, kebahagiaan pada saat bisa memberi itu bukan hanya sekedar menerima—itu memberikan perasaan bersyukur yang luar biasa," beber Miranda.

Lebih dari sekadar simbol, semangat Pindapata dan Sanghadana yang ditunjukkan Bhikkhu Thudong menjadi pengingat bahwa spiritualitas sejati lahir dari aksi berbagi, mengulurkan tangan, dan menghadirkan cahaya bagi sesama. 

Perjalanan para Bhikkhu ini juga menjadi pelajaran akan pentingnya hidup sederhana, disiplin, dan kesabaran dalam membangun kehidupan yang damai.

Doakan Kedamaian di Indonesia

Sebanyak 38 Bhikkhu dari Thailand yang tengah menempuh perjalanan Thudong ke Candi Borobudur sempat singgah di Pantai Indah Kapuk, Jakarta pekan lalu. Mereka dalam kesempatan itu juga mengikuti Doa Kebangsaan menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE / 2025 di Si Mian Fo, Riverwalk Island PIK.

Thudong adalah tradisi spiritual umat Buddha yang mengedepankan disiplin, meditasi, dan kesederhanaan melalui perjalanan panjang dengan berjalan kaki. Tahun ini, para Bhikkhu menempuh lebih dari 2.500 kilometer dari Bangkok, melintasi Malaysia dan Singapura, hingga menuju Candi Borobudur, Indonesia.

Letjen TNI (Purn) Dr. Nono Sampono menyebut, kegiatan ini menunjukkan semangat inklusif di PIK 2.

Sebanyak 38 Bhikkhu Tudong dari berbagai negara di dunia menyempatkan diri mampir ke Jakarta pada Sabtu (19/4/2025) kemarin. Jakarta menjadi tempat persinggahan spiritual dalam perjalanan yang menempuh jarak sekitar 2.800 kilometer dari Thailand menuju Candi Borobudur. (istimewa)
Sebanyak 38 Bhikkhu Tudong dari berbagai negara di dunia menyempatkan diri mampir ke Jakarta pada Sabtu (19/4/2025) kemarin. Jakarta menjadi tempat persinggahan spiritual dalam perjalanan yang menempuh jarak sekitar 2.800 kilometer dari Thailand menuju Candi Borobudur. (istimewa)

“Di sini ada masjid, gereja, vihara, dan rumah ibadah lain yang mewakili keberagaman Indonesia. Ini adalah wajah toleransi yang sangat Indonesia,” ujar Nono dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025). 

Dalam momen memperingati Waisak tahun ini, perjalanan para Bhikkhu melintasi Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia, menempuh jarak sekitar 2.500 kilometer dengan tujuan akhir di Candi Borobudur, tempat mereka akan merayakan Hari Raya Waisak pada 12 Mei 2025 mendatang. Namun, para bhikkhu juga turut menghadiri acara Doa Kebangsaan Menyambut Waisak 2569 BE/2025 yang digelar di kawasan Si Mian Fo Riverwalk Island, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara pada Sabtu (19/4/2025). 

Kegiatan doa kebangsaan ini menjadi momentum penting dalam merawat nilai-nilai toleransi, perdamaian dunia, serta kemakmuran bangsa.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI