Siapa Satriya Arta Kumbara? Desersi Marinir yang Jadi Tentara Bayaran Rusia

Jum'at, 09 Mei 2025 | 21:03 WIB
Siapa Satriya Arta Kumbara? Desersi Marinir yang Jadi Tentara Bayaran Rusia
Ilustrasi marinir TNI AL (IG/marinir_tni_al)

Suara.com - TNI Angkatan Laut angkat bicara soal soal adanya eks prajurit Marinir yang saat ini tergabung dengan operasi militer Rusia.

Adapun, hal ini viral usai diunggah di akun sosial media TikTok, @zstorm689. Dalam akun tersebut terlihat adanya unggahan seorang pria.

Dalam foto pertama, terlihat pria tersebut mengenakan seragam militer Rusia. Sementara di slide kedua terlihat pria tersebut mengenakan seragam TNI AL, lengkap menggunakan baret ungu khas Marinir.

“Iya dulu Marinir, sekarang bertempur bersama Rusia di Ukraina,” tulis akun tersebut, dikutip Jumat (9/5/2025).

Sementara itu, Kepala Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI, I Made Wira Hady membenarkan jika pria tersebut merupakan mantan anggota Marinir.

Siapa Satriya Arta Kumbara? Desersi Marinir yang Jadi Tentara Bayaran Rusia [Tangkap layar Tiktok]
Siapa Satriya Arta Kumbara? Desersi Marinir yang Jadi Tentara Bayaran Rusia [Tangkap layar Tiktok]

“Personel tersebut pecatan, atau BTDH (berhentikan tidak dengan hormat) dari Marinir,” kata Wira, saat dikonfirmasi, Jumat (9/5/2025).

Wira menuturkan, eks personel tersebut bernama lengkap Serda Satria Arta Kumbara, dengan NRP 111026, mantan anggota Itkormar.

Made mengatakan, Satria dipecat dari dinas keprajuritan akibat desersi atau meninggalkan tugas tanpa izin sejak 13 Juni 2022 sampai saat ini.

“Desersi 13 Juni 2022 sampai dengan sekarang,” ujarnya.

Baca Juga: Dari Jaga Perairan ke Tanam Kedelai: Apa Kabar Mandat TNI AL?

Wira mengatakan, hukuman terhadap Satria sudah berkekuatan hukum tetap, lantaran telah melalui putusan In Absensia Dilmil II-08 Jakarta.

“Putusan In Absensia Dilmil II-08 Jakarta, yang bersangkutan, pidana penjara 1 tahun dan tambahan pidana dipecat. Bdsk Putusan Perkara No. 56-K/PM.II-08/AL/IV/2023 tanggal 060423 dan Akte Berkekuatan Hukum Tetap No. AMKHT/56-K/PM.II-08/AL/IV/2023 tanggal 170423,” tandasnya.

Update Perang Rusia-Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kamis (8/5), mengatakan bahwa dia memberi tahu Presiden AS Donald Trump bahwa Kiev siap untuk memulai perundingan damai "dalam format apa pun."

Kiev siap melakukan perundingan damai, kata Zelenskyy, jika Rusia menunjukkan kesediaannya dengan menerapkan gencatan senjata penuh tanpa syarat.

Dalam sebuah pernyataan di X, Zelenskyy mengatakan bahwa percakapan dengan Trump mencakup tinjauan situasi medan perang dan tawaran untuk segera memulai gencatan senjata selama 30 hari.

"Kami menunggu Rusia untuk mendukung usulan ini," katanya.

Dia menekankan bahwa Ukraina tetap berkomitmen pada diplomasi.

Sebuah truk terlihat hancur dan terbakar di jembatan yang menghubungkan Severodoonetsk dan Lysychansk, Luhansk, Ukraina Timur pada 28 Mei 2022. (FOTO: The Moscow Times/TASS)
Sebuah truk terlihat hancur dan terbakar di jembatan yang menghubungkan Severodoonetsk dan Lysychansk, Luhansk, Ukraina Timur pada 28 Mei 2022. (FOTO: The Moscow Times/TASS)

"Saya juga menegaskan kembali bahwa Ukraina siap untuk terlibat dalam perundingan dalam format apa pun. Namun untuk itu, Rusia harus menunjukkan keseriusan niatnya untuk mengakhiri perang, dimulai dengan gencatan senjata penuh tanpa syarat," kata Zelenskyy.

Pemimpin Ukraina tersebut menambahkan bahwa Trump menyatakan dukungannya terhadap gagasan gencatan senjata dan menegaskan keinginannya untuk membantu mengakhiri perang. "Kami sepakat mengenai kontak selanjutnya," katanya.

Zelenskyy juga menyambut baik ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi dengan AS oleh parlemen Ukraina, menyebutnya sebagai "dokumen bersejarah" yang membuka jalan baru bagi kerja sama bilateral.

Panggilan telepon tersebut bertepatan dengan Hari Kemenangan di Eropa, yang diakui kedua pemimpin sebagai momen bersama untuk mengenang kekalahan Nazisme.

Sebelumnya, seorang juru bicara Kremlin mengeklaim Kiev tidak mau terlibat secara serius, sementara Ukraina mengatakan sedang menunggu tindakan konkret dari Moskow.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (8/5) menyerukan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina, dengan menyatakan bahwa hal tersebut pada akhirnya harus mengarah pada perjanjian damai.

Trump melalui platform Truth Social miliknya mengatakan bahwa pembicaraan dengan Rusia/Ukraina terus berlangsung. AS menyerukan, idealnya, gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.

“Semoga, gencatan senjata yang dapat diterima akan dilaksanakan, dan kedua negara akan bertanggung jawab untuk menghormati kesucian dari negosiasi langsung ini,” tulisnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI