Suara.com - Kota Bogor tengah diguncang isu serius terkait dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa dari delapan sekolah berbeda.
Lebih dari 200 siswa mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan bantuan makan bergizi (MBG) yang didistribusikan oleh pihak penyedia.
Pemerintah Kota Bogor pun segera melakukan investigasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menjadi sumber masalah.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), ditemukan adanya kandungan bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella pada beberapa makanan yang dikonsumsi siswa.
Dua menu yang paling mencurigakan adalah telur ceplok dengan bumbu barbekyu serta tumis tahu dan toge. Kedua makanan tersebut terbukti mengandung bakteri yang berpotensi menyebabkan penyakit serius jika masuk ke dalam tubuh manusia.
“Hasil pemeriksaan selama empat hari terakhir terhadap sampel makanan berupa nasi, telur ceplok, tahu, tumis toge, dan beberapa bahan lainnya menunjukkan adanya kandungan bakteri E. coli dan Salmonella,” kata Dedie A Rachim, Senin 12 Mei 2025.
Lebih mengkhawatirkan lagi, proses pengolahan makanan diduga menjadi salah satu akar masalah. Telur ceplok yang dimasak malam hari diketahui baru diberikan kepada siswa keesokan harinya, tanpa penanganan higienis atau penyimpanan dalam suhu yang sesuai.
Waktu penyimpanan yang panjang tanpa penanganan higienis diduga menjadi salah satu faktor berkembangnya bakteri berbahaya tersebut.
"Yang pertama dari ceplok telor yang pakai bumbu barbekyu. Menurut data yang kita peroleh, memasaknya itu kurang lebih di malam harinya dan kemudian didistribusikannya siang hari," jelasnya.
Baca Juga: Heboh Kasus Keracunan MBG, Ini Cara Masak Telur yang Benar dan Sehat agar Bakterinya Mati
Bahaya E. coli bagi Kesehatan