Laut Indonesia di Ujung Tanduk, KKP Gandeng Kekuatan Besar untuk Konservasi

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 14 Mei 2025 | 14:44 WIB
Laut Indonesia di Ujung Tanduk, KKP Gandeng Kekuatan Besar untuk Konservasi
Direktur Konservasi Ekosistem, Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Dr. Firdaus Agung[Kiri] [Suarabogor]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tentu tujuannya untuk memperkuat koordinasi lintas sektor, menyebarluaskan informasi konservasi, serta menyediakan data dan dukungan teknis untuk kegiatan pemantauan dan evaluasi.

"Dengan terbentuknya komite ini, diharapkan tata kelola konservasi laut menjadi lebih inklusif, partisipatif, dan berkeadilan, sehingga menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama," katanya, ditemui di acara Sosialisasi Visi MPA dan OECM 2045 yang berlangsung di Hotel Santika, Bogor, Rabu 14 Mei 2025.

Ditempat yang sama, Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF Indonesia, Imam Musthofa Zainuddin menjelaskan bahwa simposium ini bertujuan memperkuat kolaborasi multipihak melalui diseminasi informasi dan pembelajaran yang strategis.

"Konsorsium MPA dan OECM selama ini telah aktif mendukung konservasi laut. Rangkaian simposium ini penting untuk membuka data, berbagi pembelajaran, dan membangun diskusi guna mendukung tata kelola kawasan yang lebih baik. Harapannya, inisiatif ini juga berkontribusi pada pelestarian karbon biru dan penghidupan berkelanjutan masyarakat pesisir," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Presiden RARE Indonesia, Hari Kushardanto menyoroti masih terbatasnya pemahaman mengenai pendekatan OECM di Indonesia.

"Selama ini, pencapaian target konservasi masih bertumpu pada kawasan formal. Namun OECM berpotensi menyumbang hingga 10 juta hektare. Banyak wilayah bernilai konservasi tinggi belum masuk dalam skema formal, namun berpotensi diakui sebagai OECM. Panduan yang sedang disusun diharapkan dapat memperkuat pengakuan terhadap model konservasi berbasis komunitas, termasuk wilayah adat," ucapnya.

Senada dengan itu, Direktur Pesisir Lestari (Pelestari) Dina D. Kosasih, menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan konservasi.

"Keberhasilan jangka panjang perlindungan kawasan sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat, termasuk lembaga adat, kelompok perempuan, dan komunitas lokal. Pendekatan yang menghargai nilai sosial dan budaya akan menciptakan rasa kepemilikan dan keberlanjutan," tegasnya.

Baca Juga: Hanyut di Perairan Kepulauan Seribu, Tiga Nelayan Berhasil Diselamatkan Perwira Pertamina

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI