Suara.com - Sebanyak 38 Bhikkhu Thudong telah menyelesaikan perjalanan spiritual berjalan kaki 2.800 kilometer dari Thailand ke Candi Borobudur, Jawa Tengah pada Hari Raya Waisak, Senin (13/5/2025).
Setelah itu, kini mereka singgah sebentar di kawasan Si Mian Fo, Riverwalk Island, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta pada Rabu (14/5/2025).
Mereka berkumpul untuk menghadiri perayaan Puja Waisak Thudong 2025 di lokasi bersama ribuat umat Buddha dan Tridharma dari Jakarta dan daerah lainnya.
Perayaan ini juga sekaligus menandai berakhirnya perjalanan para Bhikkhu Thudong itu.
Ketua Umum Yayasan Sanggar Sinar Suci, Soegiandi, menyebut momen ini sebagai lebih dari sekadar seremoni keagamaan.
“Bhikkhu Thudong ini membawa misi besar: toleransi dan perdamaian dunia. Mereka hadir memberi teladan soal kesederhanaan, cinta kasih, dan semangat hidup,” ujar Soegiandi kepada wartawan, Rabu (14/5/2025).

Soegiandi menambahkan, Puja Waisak Thudong merepresentasikan trisuci, yakni tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha, yakni kelahiran, pencerahan, dan parinibbana alias wafat menuju nirwana.
Nilai-nilai ini, kata dia, dihidupkan kembali untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat lintas keyakinan.
Puncak perayaan Waisak juga diisi dengan penyerahan bantuan sosial dari hasil pindapata dan sanghadana yang dikumpulkan pada 19 April 2025 lalu.
Baca Juga: Heboh PSN Prabowo Diduga Dipalak Pengusaha Cilegon Rp5 Triliun, Begini Ultimatum Polisi
Ribuan karung sumbangan dari masyarakat dikemas ulang menjadi ratusan dus bantuan yang kemudian disalurkan ke berbagai panti asuhan dan rumah ibadah lintas agama.
“Ini bentuk cinta kasih universal. Bantuan kita salurkan ke panti asuhan Muslim, Katolik, dan lainnya. Kami ingin tunjukkan bahwa di jalan Dharma, tidak ada sekat agama,” ucap Soegiandi.
Lebih lanjut, Soegiandi juga menekankan bahwa seluruh sumbangan telah disucikan oleh para Bhikkhu Thudong.
Para Bhikkhu tidak menyimpan apa pun, hanya membawa mangkuk kosong sebagai lambang ketulusan dan pengorbanan sepanjang perjalanan mereka.
Dipilihnya Si Mian Fo di Riverwalk Island sebagai lokasi acara pun memiliki makna simbolik. Tempat ini menjadi rumah bagi rupang Buddha resmi dari Kerajaan Thailand yang menegaskan hubungan lintas negara dan lintas kepercayaan.
“Tempat ini dipilih karena menjadi simbol hubungan lintas negara dan lintas kepercayaan,” ujar Soegiandi.
Lebih dari 3.000 umat Buddha dan Tridharma, yang mencakup penganut Buddha, Konghucu, dan Tao, hadir menyatukan doa dan harapan dalam semangat kasih universal.
Ia juga menyebut acara ini tidak diwarnai protokoler VIP demi menunjukkan semangat egaliter dan inklusif.
Dukungan juga datang dari otoritas resmi seperti Bimas Buddha.
“Para Bhikkhu Thudong telah menunjukkan bahwa hidup sederhana, penuh tekad, dan cinta kasih adalah kunci keteladanan. Mari kita terus berbagi kebaikan dalam bentuk apa pun, kepada siapa pun, di luar sekat agama dan golongan,” pungkas Soegiandi.
Doakan untuk Kedamaian di Indonesia
Sebelumnya diberitakan, 38 Bhikkhu dari Thailand yang tengah menempuh perjalanan Thudong ke Candi Borobudur sempat singgah di Pantai Indah Kapuk, Jakarta pada pekan lalu. Mereka dalam kesempatan itu juga mengikuti Doa Kebangsaan menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE / 2025 di Si Mian Fo, Riverwalk Island PIK.
Thudong adalah tradisi spiritual umat Buddha yang mengedepankan disiplin, meditasi, dan kesederhanaan melalui perjalanan panjang dengan berjalan kaki. Tahun ini, para Bhikkhu menempuh lebih dari 2.500 kilometer dari Bangkok, melintasi Malaysia dan Singapura, hingga menuju Candi Borobudur, Indonesia.

Prosesi penyambutan berlangsung khidmat. Barisan pagar ayu dan pagar bagus mengenakan busana adat, sementara santri dari Nahdlatul Ulama (NU) turut mengibarkan bendera Merah Putih sepanjang 780 meter. Lagu-lagu kebangsaan pun dinyanyikan bersama, memperkuat nuansa persatuan.
Ketua Umum Yayasan Sanggar Sinar Suci sekaligus Panitia Thudong Si Mian Fo, Soegandi mengatakan para Bhikkhu Thudong mempunyai misi yaitu ingin seluruh dunia ini bisa damai dan semua bisa menghargai perbedaan.
Maka dari situ kita bisa mengambil satu doa kebangsaan yang akan dilakukan oleh para tokoh lintas agama, di mana kita ingin mendoakan supaya negara dan bangsa kita bisa semakin kuat, semakin makmur, dan bisa semakin mewujudkan toleransi dan juga perdamaian dunia,” jelasnya.
Riverwalk Island dipilih karena menjadi pusat kawasan multi-religi. Menurut Miranda DWK, Advertising & Promotion Director Agung Sedayu Group, tempat ibadah Si Mian Fo telah diresmikan pada November 2024 dan terus digunakan oleh umat secara rutin.
“Rencananya akan dibangun empat rumah ibadah. Setelah Si Mian Fo, Masjid Al-Ikhlas PIK juga telah melakukan peletakan batu pertama pada 7 Maret 2025 oleh Menteri Agama RI. Harapannya, masjid bisa digunakan untuk Salat Idulfitri tahun depan,” pungkas Miranda.