"Clinical trial 2 bisa di manusia aman apa enggak. (Tahap) tiga dia lihat efektivitasnya. Kalau dikasih, yang sembuh berapa persen. Nah, sekarang Indonesia menjadi tempat clinical trial 3. Sudah jalan, 2 ribuan lebih sudah disuntikkan," ujarnya dikutip dari Antara.
Adapun uji klinis tersebut dilaksanakan oleh perguruan tinggi, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.
Menteri Budi berharap vaksin tersebut dapat diluncurkan secara global sebelum 2029.
Menurutnya, Indonesia perlu berpartisipasi dalam pengembangan vaksin ini, mengingat banyaknya yang meninggal akibat tuberkulosis.
Budi mengatakan pada suatu waktu, Indonesia tidak ikut serta dalam pengembangan vaksin malaria, kemudian vaksin penyakit itu ditemukan, tapi ternyata tidak cocok untuk orang Indonesia.
Oleh karena itu, partisipasi dalam pengembangan vaksin TB diharapkan dapat menyelamatkan warga Tanah Air yang berisiko meninggal akibat penyakit itu.
Hal ini, kata dia, karena Indonesia adalah negara dengan kasus TB terbanyak kedua di dunia, setelah India.
"Dan yang kedua unggulnya apa kalau Indonesia ikut? Kita bisa mendapatkan prioritas untuk memproduksi vaksin," sebut Budi.
Apabila vaksin ini selesai pada 2028, katanya, maka rencananya akan dimasukkan menjadi program vaksinasi nasional, mengingat beban penyakitnya yang begitu tinggi. (Antara)
Baca Juga: CEK FAKTA: Kabar 25 Ruas Jalan di Jakarta Berbayar, Tarif hingga Rp19 Ribu