Badal haji bukan hanya solusi administratif, melainkan bentuk kasih sayang dan penghormatan terhadap setiap jemaah yang telah mengorbankan harta, waktu, dan tenaga untuk berhaji.
“Ini bukan sekadar ritual pengganti. Ini bentuk tanggung jawab moral dan spiritual negara,” tegas Zaenal.
Melalui mekanisme ini, pemerintah memastikan bahwa setiap jemaah—baik yang sehat maupun sakit, muda ataupun lansia, bahkan yang telah berpulang sebelum sempat menapakkan kaki di Arafah—tetap memperoleh pahala dan kehormatan sebagai Haji Mabrur, insya Allah.