Galon Penyok di Dispenser Berbahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Muhammad Yunus Suara.Com
Senin, 19 Mei 2025 | 16:42 WIB
Galon Penyok di Dispenser Berbahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Ilustrasi Galon. Galon yang penyok, terutama yang berbahan PET (Polyethylene terephthalate), biasanya terjadi karena ada perubahan volume air di dalamnya [Suara.com/Muhammad Yunus]

Suara.com - Pernah melihat galon penyok saat diletakkan di atas dispenser? Beberapa orang langsung panik dan mengaitkan hal itu dengan kualitas air yang menurun.

Tapi, benarkah galon penyok bisa membahayakan kesehatan?

Ternyata tidak. Menurut ahli teknologi pangan dari Universitas Trilogi, Hermawan Seftino, fenomena galon penyok saat digunakan adalah hal wajar dan tidak mempengaruhi kualitas air minum di dalamnya.

Jadi, tidak perlu buru-buru mencurigai hal yang negatif.

“Itu peristiwa wajar dan nggak akan berpengaruh ke kualitas airnya. Masyarakat nggak perlu khawatir soal ini,” ujar Hermawan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (19/5/2025).

Mengapa Galon Bisa Penyok?

Galon yang penyok, terutama yang berbahan PET (Polyethylene terephthalate), biasanya terjadi karena ada perubahan volume air di dalamnya.

Saat air berkurang, ruang kosong di dalam galon semakin besar. Ketika air mengalir ke dispenser, terjadi perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar galon.

Gaya gravitasi menyebabkan tekanan luar menjadi lebih besar daripada tekanan dalam, sehingga galon tampak penyok.

Baca Juga: Jangan Berlebihan, Ini Takaran Minum Air Putih sesuai Umur demi Ginjal Sehat

"Perubahan bentuk ini tidak berbahaya, karena galon PET tidak akan melepaskan zat kimia berbahaya ke dalam air," jelas Hermawan yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Ilmu Teknologi Pangan Universitas Trilogi.

Ia juga membandingkan dengan kemasan air minum ukuran kecil. Jika botol PET berisi air mineral 1 liter sudah tinggal setengah, lalu ditekan, botol juga akan penyok.

Tapi, ini tidak ada hubungannya dengan kualitas air di dalamnya.

PET vs Polikarbonat: Apa Bedanya?

Bahan PET memang memiliki sifat yang lebih lentur dibandingkan dengan polikarbonat (PC). Itu sebabnya, galon PET lebih mudah penyok.

Namun justru karena lentur inilah, PET menjadi aman digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman, karena tidak mudah retak dan tidak melepaskan zat berbahaya saat penyok.

"Jadi, meskipun bentuknya berubah, tidak ada zat kimia yang berpindah dari kemasan ke air, selama kemasan tersebut masih dalam kondisi utuh dan tertutup rapat," tambah Hermawan.

Galon Penyok Bukan Tanda Bahaya

Beberapa waktu lalu, sebuah video TikTok sempat viral karena memperlihatkan galon penyok saat diletakkan di dispenser.

Akun @komenwarga62 mempertanyakan apakah air dalam galon itu masih aman dikonsumsi, mengingat bentuk galonnya berubah.

Namun setelah ditelusuri, ternyata video tersebut adalah hasil modifikasi dari video lama yang sempat ramai dibahas sebelumnya.

Bahkan di video sebelumnya, sudah banyak warganet yang menyatakan bahwa fenomena galon penyok adalah hal yang wajar.

Banyak komentar dari netizen yang menyindir pembuat video karena dianggap kurang informasi soal jenis bahan kemasan pangan.

Bahkan sebagian mengaitkan hal ini sebagai bagian dari persaingan bisnis air galon, mirip dengan isu BPA (Bisphenol A) dalam galon berbahan polikarbonat beberapa waktu lalu.

“Ini bukan isu baru, dulu juga sempat ramai soal BPA di galon polikarbonat. Sekarang giliran galon PET diserang karena bentuknya bisa penyok. Padahal kalau paham teknologinya, kita tahu itu tidak membahayakan,” tulis salah satu warganet di kolom komentar.

Pentingnya Literasi Kemasan Pangan

Isu semacam ini menunjukkan pentingnya literasi masyarakat terhadap bahan kemasan pangan.

Banyak kekhawatiran yang muncul karena minimnya pemahaman terhadap karakteristik bahan seperti PET dan PC.

Padahal, kedua bahan tersebut sudah melalui uji keamanan dan lolos standar sebagai kemasan makanan dan minuman.

Menurut Hermawan, yang terpenting adalah kondisi fisik galon secara keseluruhan.

Selama tidak bocor, tidak retak, dan tutupnya masih rapat, air di dalamnya bisa dipastikan aman untuk dikonsumsi.

Namun Hermawan mengakui bahwa penyok memang bisa mengurangi sisi estetika dari galon.

"Dari sisi visual memang kurang bagus, tapi bukan berarti kualitas airnya buruk," tegasnya.

Tak Perlu Panik, Galon Penyok Aman Diminum

Fenomena galon penyok saat digunakan di dispenser adalah hal yang normal dan tidak membahayakan.

Hermawan Seftino memastikan bahwa kualitas air tetap terjaga, selama galon tidak mengalami kerusakan fisik yang signifikan.

Jadi, masyarakat tak perlu panik atau terburu-buru menyimpulkan hal yang negatif hanya dari bentuk fisik galon.

Sebaliknya, penting bagi konsumen untuk mengenali bahan-bahan kemasan serta memahami bahwa bentuk tidak selalu mencerminkan kualitas isi.

Air dalam galon penyok tetap aman dikonsumsi, dan tidak ada kandungan kimia berbahaya yang terbawa hanya karena bentuknya berubah.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI