7 Fakta Menarik Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab yang Baru Meninggal Dunia

Tasmalinda Suara.Com
Selasa, 20 Mei 2025 | 18:19 WIB
7 Fakta Menarik Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab yang Baru Meninggal Dunia
suami najwa shihab, ibrahim sjarief assegaf meninggal dunia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar duka menyelimuti publik tanah air setelah Ibrahim Sjarief Assegaf, suami dari jurnalis kenamaan Najwa Shihab, meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025.

Meski selama ini jarang tampil di media dan sorotan publik, sosok Ibrahim sejatinya memiliki rekam jejak yang mengesankan dan penuh keteladanan.

Bahkan membuat publik kagum pada sosok pria yang dikenal cerdas, rendah hati dan penyanyang keluarga.

Berikut 7 fakta menarik tentang almarhum Ibrahim Sjarief Assegaf yang mungkin belum banyak diketahui:

1. Pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK)

Ibrahim Sjarief Assegaf bukan hanya dikenal sebagai suami dari jurnalis kondang Najwa Shihab, tetapi juga sebagai sosok intelektual yang mendedikasikan hidupnya di dunia hukum dan kebijakan publik.

Ia merupakan salah satu pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), sebuah lembaga riset independen yang memiliki peran besar dalam mendorong reformasi hukum di Indonesia.

Kontribusinya tak berhenti di sana.

Ibrahim juga dikenal sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, tempat ia menyalurkan ilmu dan pengalaman kepada generasi muda yang kelak akan mengawal sistem hukum nasional.

Baca Juga: Ditinggal Sang Suami, Najwa Shihab Pernah Ungkap Sudah Bucin Sejak Masa Kuliah

Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan komitmen pada perubahan sosial melalui jalur hukum, sosoknya menjadi inspirasi bagi banyak akademisi dan praktisi hukum.

Menurut informasi yang dikutip dari laman resmi STH Jentera dan PSHK, Ibrahim dikenal memiliki pemikiran tajam, integritas tinggi, dan kepedulian yang besar terhadap isu-isu keadilan dan demokrasi.

Di balik ketenangannya, tersimpan semangat besar untuk membangun sistem hukum yang lebih berpihak pada masyarakat luas.

2. Sarjana Hukum Universitas Indonesia

Ibrahim Sjarief lahir di Surakarta pada tahun 1977, menapaki perjalanan hidup yang penuh prestasi dan dedikasi. Pada 1997, ia menikah dengan Najwa Shihab, dan bersama-sama mereka dikaruniai seorang putra yang diberi nama Izzat Assegaf.

Dalam dunia pendidikan, Ibrahim menunjukkan komitmen luar biasa dengan meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun yang sama dengan pernikahannya.

Tak berhenti di situ, ia kemudian memperdalam ilmunya dengan menempuh pendidikan Master of Laws di The University of Melbourne, Australia, yang diselesaikannya pada tahun 2009, menegaskan kapasitasnya sebagai sosok yang ahli dan berdedikasi dalam bidang hukum.

3. Berprestasi

Pada periode 2002-2003, Ibrahim Sjarief menorehkan prestasi gemilang sebagai research fellow dalam program East Asian Legal Studies di Harvard Law School.

sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan dan jaringan internasionalnya.

Saat menempuh pendidikan S2 di Australia, ia berhasil meraih gelar Master of Laws dengan dukungan beasiswa bergengsi dari Australian Development Scholarship, menegaskan komitmennya dalam menuntut ilmu secara maksimal.

Dalam karier profesional, Ibrahim telah berkiprah sebagai pengacara dan pakar hukum yang mumpuni, khususnya dalam bidang perbankan dan keuangan, restrukturisasi usaha dan hutang, serta pembangunan infrastruktur—bidang-bidang strategis yang menuntut keahlian tinggi.

Lebih dari itu, ia juga aktif sebagai aktivis hukum bersama para pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), menunjukkan dedikasinya untuk kemajuan hukum dan keadilan di tanah air.
 
4.DIakui sebagai pengacara terbaik

Ibrahim Sjarief telah diakui secara luas sebagai salah satu pengacara terbaik di bidang perbankan dan merger & akuisisi (M&A), dengan penghargaan “Highly Regarded” dari IFLR 1000 selama periode 2016 hingga 2018.

Reputasinya semakin kuat dengan penempatan “Band 3” dalam kategori Banking and Finance oleh Chambers and Partners Asia Pacific pada 2017-2018.

Selain itu, Legal500 Asia Pacific juga mengapresiasi keahliannya di berbagai bidang seperti Banking & Finance, Projects & Energy, Restructuring & Insolvency, serta Aviation pada periode yang sama.

Penghargaan lain datang dari Asialaw Leading Lawyers yang menobatkannya sebagai “Leading Lawyer” di bidang Banking and Finance, Corporate and M&A, serta Restructuring and Insolvency pada 2017-2018.

Saat ini, Ibrahim menjabat sebagai partner di firma hukum ternama Assegaf Hamzah & Partners, di mana ia terus menunjukkan profesionalisme dan dedikasi tinggi.

Di luar praktik hukum, Ibrahim juga aktif sebagai pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) bersama sejumlah pakar terkemuka, termasuk Bivitri Susanti, seorang akademisi dan ahli hukum tata negara yang dihormati. 

5. Berperan meningkatkan kualitas legislasi

Ibrahim Sjarief turut mendirikan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) pada tahun 1998 bersama 12 pakar lainnya, termasuk Bivitri Susanti, seorang akademisi dan ahli hukum tata negara yang sangat dihormati.

PSHK hadir sebagai lembaga penelitian dan advokasi reformasi hukum yang fokus pada peningkatan kualitas legislasi dan keadilan di Indonesia.

Dalam menjalankan misinya, PSHK aktif melakukan tiga kegiatan utama di bidang legislasi, yaitu pemantauan rapat legislasi dengan memberikan catatan kritis, penilaian terhadap rancangan perundang-undangan, serta penyusunan legislasi yang berkualitas.

Melalui keberadaannya, PSHK membuka ruang bagi publik untuk ikut serta dan mengakses informasi penting terkait proses legislasi, di mana dokumen-dokumen legislasi yang dikumpulkan oleh para peneliti PSHK sebagian besar tersedia untuk diunduh secara bebas, sehingga transparansi dan partisipasi masyarakat dalam pembentukan hukum semakin terwujud. 

6. Punya hubungan harmonis di keluarga  

Meski tak pernah dipamerkan secara berlebihan, hubungan harmonis antara Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief selalu terasa hangat dan penuh makna.

Najwa kerap menampilkan sisi romantisnya melalui puisi-puisi dan foto-foto penuh perasaan yang diunggah di media sosial, memperlihatkan cinta yang tulus di balik ketegasan dirinya di depan kamera.

Di sisi lain, Ibrahim dikenal sebagai sosok suami dan ayah yang baik—pribadi yang lembut, setia, dan selalu menjadi sandaran bagi keluarganya.

Ikatan pernikahan mereka yang telah terjalin lebih dari dua dekade menjadi saksi bisu dari komitmen kuat dan cinta abadi yang terus tumbuh meski waktu berlalu.

7. Kisah cinta menarik

Ibrahim Sjarief dan Najwa Shihab bermula di kampus Fakultas Hukum Universitas Indonesia, di mana Ibrahim sudah menjadi mahasiswa senior sementara Najwa baru mengawali perjalanan akademiknya.

Kedekatan mereka tumbuh alami melalui interaksi sehari-hari di lingkungan kampus, yang makin erat saat keduanya mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri bersama-sama.

Dari momen-momen itulah muncul percikan cinta yang kemudian mengantarkan mereka ke jenjang pernikahan pada tahun 1997, saat Najwa masih berusia 19 tahun — sebuah awal indah dari kisah hidup yang akan mereka jalani bersama selama puluhan tahun berikutnya.

Itu lah 7 fakta mengenai Ibrahim Sjarief Assegaf, suami Najwa Shihab yang bikin publik kagum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI