Andrew King, pakar iklim dari University of Melbourne, menekankan bahwa teknologi dan kebijakan untuk menanggulangi krisis iklim sebenarnya sudah tersedia.
Yang dibutuhkan sekarang adalah keberanian politik, solidaritas global, dan kemauan kolektif untuk bertindak bukan nanti, tapi sekarang juga.

Ada tiga hal mendesak yang harus dilakukan. Pertama, negara-negara maju harus memenuhi komitmen mereka untuk membantu negara-negara berkembang yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, melalui pendanaan dan transfer teknologi.
Kedua, semua negara — tanpa kecuali — harus mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon. Ketiga, masyarakat sipil dan individu juga punya peran penting: mulai dari menerapkan gaya hidup lebih ramah lingkungan, hingga aktif mendorong kebijakan publik yang lebih ambisius.
Melewati ambang batas 1,5°C bukan berarti semua harapan telah hilang. “Masih ada harapan,” ujar King, “tetapi tidak ada waktu lagi untuk menunda.” Ini adalah momen krusial bagi umat manusia untuk memilih: terus melaju menuju krisis iklim yang lebih dalam, atau berbalik arah menuju masa depan yang lebih lestari dan adil.