Peneliti energi dari UNSW Sydney, Denny Gunawan, mengutip studi ICCT (2023) yang menunjukkan emisi kendaraan listrik di kisaran 108–127 gram CO2-eq/km—sekitar 47–56% lebih rendah dibanding kendaraan BBM (246 g CO2-eq/km).
Menurut Denny, emisi ini bisa terus turun jika Indonesia mengurangi ketergantungan pada listrik berbasis batu bara, yang masih menyumbang 62% pasokan listrik nasional pada 2021.
Ia menambahkan, transisi ke energi terbarukan krusial menekan emisi kendaraan listrik. Di Eropa, yang hanya 15,9% listriknya berasal dari batu bara, emisi kendaraan listrik sedang lebih rendah: 76–83 g CO2-eq/km, atau 63–69% lebih hemat emisi dibanding kendaraan BBM.
"Jika Indonesia menggunakan 100% listrik terbarukan, emisi kendaraan listrik bisa ditekan hingga 85–89% dibanding kendaraan BBM," ujar Denny, mengutip studi ICCT.