Sekitar 60 persen penduduk desa bekerja di sektor pariwisata dengan membangun "homestay", restoran, kedai kopi dan usaha wisata lain, selain itu penduduk juga memperoleh penghasilan dari hasil menyewakan tanah dan bangunan mereka ke pengusaha luar maupun sistem bagi hasil dalam usaha yang masih ada di desa itu.
Desa Yucun juga bermitra dengan Shanghai Film Studio yang membuka bioskop kecil di lokasi tersebut sehingga membawa suasana menonton di bioskop modern yang lengkap dengan kafe tapi dengan suasana pedesaan.
Wang menyebut, saat Desa Yucun masih fokus ke tambang dan industri berat kondisi Danai Taihu dan air tanah mengalami pencemaran berat sehingga sebagian besar warganya sakit dan mencari pengobatan keluar.
"Hal itu menjadi tekanan besar bagi kami, sehingga kami ingin memperbaiki kondisi tersebut," ungkap Wang.
Di Desa Yucun, ungkap Wang tidak ada program "makan gratis bagi anak-anak",tapi pemerintah desa memberikan makanan gratis bagi warga senior karena kebanyakan anak muda maupun penduduk usia produktif bekerja di luar rumah sedangkan ana-anak berada di sekolah, sehingga hanya ada para lansia di rumah.
"Kami punya kantin untuk para lansia di sini, bahkan untuk para lansia yang sulit keluar rumah, kami mengirimkan makanan ke rumah mereka. Sedangkan anak-anak bisa makan makanan di sekolah," tambah Wang.
Seorang mantan pekerja tambang bernama Ge Yuande saat ini pun mengelola "homestay" tiga lantai dan membuat kerajinan batu menjadi karya seni senilai ratusan ribu yuan.
"Dulu saya berjualan batu tapi yang merusak lingkungan, sekarang berjualan batu dengan lebih bertanggung jawab," kata Ge, pria berusia 64 tahun yang sudah menjadi penambang sejak usia 17 tahun.
Desa Xilong
Baca Juga: Dorong Ekonomi Desa, LPDB Siapkan Pembiayaan untuk 80 Kopdes Usai Terbitnya Permenkop Baru
Desa Xilong, kabupaten Anji, provinsi Zhejiang punya satu lokasi utama bernama "Anji Creative and Design Center" (ACDC) yaitu pusat kreatif dan desain bagi para digital nomad dan pembuat konten yang mencari lingkungan kerja inspiratif di pedesaan.
ACDC terdiri atas ruang kerja bersama (co-working space), perpustakaan, kafe, ruang pameran, area kerja fleksibel dan menyatu dengan Desa Xilong yang dikenal sebagai perkebunan teh putih (Bai Ye Yi Hao).
Di lokasi itu juga hadir "Digital Nomad Anji" (DNA) yaitu satu komunitas yang menyediakan akomodasi bagi para pekerja jarak jauh misalnya desainer, ilustrator, pengembang perangkat lunak, fotografer hingga penulis lepas.
Revitalisasi desa terjadi karena menarik kaum muda urban ke desa, meningkatkan ekonomi lokal sekaligus memperkenalkan konsep kerja modern ke daerah pedesaan.
"China sudah memiliki banyak kota kelas dunia, dan kami juga layak memiliki desa-desa kelas dunia. Kami ingin memperkenalkan keindahan pedesaan China kepada dunia, sekaligus menyediakan berbagai pilihan gaya hidup bagi orang-orang dengan preferensi berbeda," kata Presiden Aijia Group Li Yanyi, pengelola ACDC.
Li yang bersekolah di Kanada sejak sekolah menengah hingga mendapat gelar sarjana kemudian melanjutkan ke Universtas Waseda Jepang untuk mendapat gelar S2 dan S3 mengaku pulang ke China untuk meneruskan bisnis keluarganya.