Penutupannya akan meningkatkan biaya pengiriman, menunda pengiriman, dan mengalihkan kapal melalui jalur yang lebih panjang dan lebih mahal.
Premi asuransi pengiriman untuk operasi di wilayah tersebut akan melonjak dalam semalam, dan diklasifikasikan dalam zona "risiko perang". Biaya ini tentu akan berdampak pada konsumen di seluruh dunia.
Krisis Energi di Asia dan Eropa
Qatar mengekspor lebih dari 70% LNG-nya melalui Hormuz. Penutupan Selat Hormuz dapat menyebabkan harga gas Eropa dan Asia melonjak drastis, terutama di negara-negara yang sudah menghadapi krisis energi musim dingin.
Negara-negara seperti Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan bahkan Pakistan semuanya sangat bergantung pada impor energi.
Negara-negara tersebut akan mengalami kekurangan dan pemadaman listrik kecuali cadangan darurat digunakan.
![Fakta Selat Hormuz, Senjata Strategis Iran yang Bikin Amerika Ketar-ketir. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/22/32608-fakta-selat-hormuz-senjata-iran-yang-bikin-amerika-ketar-ketir.jpg)
Ekonomi Global Terpuruk
Penutupan Hormuz yang berkepanjangan dapat menyebabkan ekonomi global terpuruk, terutama jika dikombinasikan dengan krisis lain seperti konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, Gaza, atau ketidakstabilan politik di Asia atau Afrika.
Bank sentral nantinya akan menghadapi dilema antara melawan inflasi atau mempertahankan pertumbuhan.
Baca Juga: Viral Timeline Kiamat usai Amerika Serang Iran, 'Imam Mahdi' jadi Trending
Risiko Perang yang Lebih Luas
AS, Inggris, dan Prancis mempertahankan kehadiran angkatan laut yang kuat di Teluk.
Penutupan Selat Hormuz kemungkinan akan memicu misi pengawalan militer atau bahkan intervensi langsung untuk membuka kembali jalur air tersebut yang selanjutnya akan mengobarkan ketegangan regional.
Kontributor : Rizka Utami