Ditemui di Hotel Gran Mahakam Senin ini, Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho memberikan jawaban singkat namun tegas saat ditanya apakah benar video itu buatan anak magang.
“Bukan. Enggak ada,” tegas Sandi Nugroho.
Dikritik oleh AI Grok
Upaya Divisi Humas Polri membangun citra heroik melalui video promosi berbasis Artificial Intelligence (AI) bertajuk 'Pahlawan Masa Kini' justru berujung skakmat digital.
Tak hanya menuai badai cibiran dari warganet, kampanye yang dirilis menyambut HUT ke-79 Bhayangkara ini mendapat "jeweran" telak dari dua entitas tak terduga: fitur Community Notes dan Grok, AI canggih milik Elon Musk.
Insiden ini menjadi studi kasus menarik tentang bagaimana narasi institusional yang megah dapat dipatahkan seketika oleh verifikasi kolektif dan analisis mesin di era digital yang semakin terbuka.
Dirilis pada Minggu, 22 Juni 2025, video tersebut menyajikan visual futuristik yang menampilkan polisi sebagai pahlawan super.
Dengan kiasan polisi bersayap, penyelamat saat banjir, hingga penjaga dunia maya, Polri mencoba menyampaikan pesan kuat.
![Video Divisi Humas Polri dapat catatan komunitas X. Tak hanya itu, Grok atau AI milik Elon Musk juga memberikan kritik terhadap video tersebut. [Suara.com/X]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/06/23/31703-video-divisi-humas-polri-dapat-catatan-komunitas-x.jpg)
“Polisi adalah sosok pahlawan masa kini. Tanpa jubah, tanpa sorotan mereka berdiri di garda terdepan, melindungi masyarakat dari segala bentuk kejahatan dan marabahaya,” demikian narasi pembuka dalam unggahan tersebut.
Baca Juga: Video Polri 'Pahlawan Masa Kini' Kena Kritik AI Elon Musk: Berpotensi Menyesatkan
Namun, alih-alih simpati, yang datang justru adalah sinisme. Warganet dari kalangan muda perkotaan mempertanyakan pilihan menggunakan AI ketimbang dokumentasi otentik.
“Kenapa pake AI min? Emang gak ada footage lagi mengayomi masyarakat beneran? Ini nanya beneran ya min,” tulis akun @PHN3***.
“Anggaran segini banyak masih aja bikin video dari AI, mana hasilnya jelek banget lagi,” komentar @snack***.
Puncak dari kritik publik datang dalam bentuk yang lebih formal dan menyakitkan: sebuah catatan komunitas atau Community Notes yang disematkan langsung di bawah unggahan Polri.
"Pada twit ini polisi mengklaim sebagai pelindung masyarakat, namun terdapat banyak kasus pembunuhan dilakukan oleh anggota kepolisian," demikian bunyi catatan komunitas yang diterakan oleh X.
Seolah belum cukup, Grok, AI milik X, turut memberikan analisis mendalam terhadap unggahan Divisi Humas Polri tersebut.