Serangan Digital atau Pelanggaran? Misteri Hilangnya Akun YouTube dan Instagram Masjid Jogokariyan

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 25 Juni 2025 | 14:43 WIB
Serangan Digital atau Pelanggaran? Misteri Hilangnya Akun YouTube dan Instagram Masjid Jogokariyan
Suasana tarawih hari pertama di Masjid Jogokariyan, Senin (12/4/2021) malam. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Suara.com - Sebuah insiden mengejutkan menimpa salah satu masjid paling ikonik di Indonesia. Akun resmi YouTube dan Instagram Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, yang telah menjadi corong dakwah digital bagi jutaan pengikutnya, mendadak hilang dari peredaran pada awal Juni 2025.

Peristiwa ini sontak memicu spekulasi luas, dengan pihak Masjid Jogokariyan menduga adanya serangan digital terkoordinasi.

Hilangnya dua platform media sosial utama ini bukan sekadar masalah teknis biasa. Bagi Masjid Jogokariyan, ini adalah pukulan telak terhadap upaya dakwah modern yang telah mereka rintis.

Akun YouTube "Masjid Jogokariyan" diketahui memiliki lebih dari 1,1 juta pelanggan, sementara akun Instagram @masjidjogokariyan telah diikuti oleh lebih dari 700 ribu orang. Keduanya lenyap tanpa peringatan yang jelas.

Dugaan Serangan Digital Terkoordinasi

Pihak Dewan Takmir Masjid Jogokariyan tidak tinggal diam. Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustadz Muhammad Jazir ASP, secara terbuka menyuarakan kecurigaan adanya upaya pembungkaman yang sistematis.

Menurutnya, hilangnya akun-akun tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh laporan massal (mass report) dari pihak-pihak yang tidak menyukai konten dakwah mereka.

"Kami menduga ini adalah serangan digital yang terkoordinasi. Akun kami di-take down kemungkinan karena adanya mass report," ujar Ustadz Jazir dalam keterangannya kepada media pada hari Selasa, 11 Juni 2025.

Ia juga mengaitkan serangan ini dengan konten-konten yang diunggah, terutama yang menyuarakan dukungan kuat terhadap Palestina. Menurutnya, narasi yang dibangun Masjid Jogokariyan kerap dianggap berseberangan dengan kepentingan pihak tertentu.

Baca Juga: Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir, Karena Kritik Pemerintah atau Bicarakan Palestina?

Hingga saat ini, pihak masjid masih terus berupaya untuk memulihkan kedua akun tersebut dengan berkomunikasi langsung dengan pihak Meta (Instagram) dan Google (YouTube).

Sebagai langkah antisipasi, mereka telah mengumumkan akun cadangan agar kegiatan dakwah digital tidak berhenti total.

Bukan Sekadar Tempat Ibadah: Sejarah Unik Jogokariyan

Insiden ini menyorot tajam eksistensi Masjid Jogokariyan, yang bukan sekadar tempat ibadah biasa, melainkan sebuah institusi sosial dan dakwah dengan sejarah serta konsep manajemen yang revolusioner.

Didirikan pada tahun 1966, masjid ini lahir dari sebuah tantangan besar. Lokasinya, Kampung Jogokariyan, pada masa itu dikenal sebagai salah satu basis simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pembangunan masjid ini menjadi proyek dakwah untuk mengubah citra dan fondasi ideologi masyarakat sekitar. Para pendirinya berjuang keras untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan yang merangkul, bukan menghakimi, sehingga perlahan tapi pasti, masjid menjadi jantung baru bagi kehidupan sosial dan spiritual di kampung tersebut.

Salah satu inovasi paling terkenal dari Masjid Jogokariyan adalah manajemen keuangannya. Mereka memelopori gerakan "Saldo Infak Nol Rupiah". Konsep ini dijelaskan oleh Ustadz Salim A. Fillah, salah satu penceramah tetap di sana.

"Setiap hari, terutama setelah salat Jumat, kami memastikan saldo kas infak masjid harus habis atau nol. Dana yang terkumpul harus segera disalurkan untuk program-program kemaslahatan umat, tidak boleh diendapkan," jelasnya dalam sebuah kajian.

Prinsip ini bertujuan untuk membangun kepercayaan penuh dari jemaah, bahwa setiap rupiah yang mereka sumbangkan akan langsung dirasakan manfaatnya. Program-program seperti ATM Beras untuk kaum duafa, beasiswa pendidikan, hingga bantuan modal usaha menjadi bukti nyata dari implementasi konsep tersebut.

Manajemen yang profesional dan transparan inilah yang membuat Jogokariyan begitu dicintai dan menjadi rujukan bagi masjid-masjid lain di seluruh Indonesia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI