Sebagai salah satu paru-paru dunia, Indonesia menyimpan potensi 75-80% kredit karbon global. Ini bisa menghasilkan pemasukan hingga lebih dari USD 150 miliar bagi perekonomian nasional.
Bagi masyarakat, pelaku industri, dan pegiat lingkungan, keterlibatan Indonesia dalam CGCM memberi harapan bahwa aksi iklim tak hanya wacana. Pasar karbon bisa menjadi peluang—bukan hanya tantangan—dalam merespons krisis iklim secara inklusif dan berkelanjutan.
Sebagaimana diingatkan Menteri Hanif, "Kita butuh pasar karbon yang bukan hanya efisien, tapi juga adil dan berintegritas tinggi."