Suara.com - Di tengah perbincangan mengenai perombakan pos-pos diplomatik strategis Indonesia. Satu nama muncul dengan bobot pengalaman yang luar biasa. Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya yang pertama dalam sejarah Indonesia ini disebut-sebut akan mengisi salah satu jabatan duta besar paling prestisius dan menantang.
Yakni sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Amerika Serikat.
Penunjukan ini, jika terwujud, bukan sekadar penempatan biasa. Ini adalah sinyal kuat bahwa Indonesia berniat menempatkan seorang teknokrat ulung dengan jaringan global dan pemahaman mendalam tentang isu-isu strategis di jantung kekuatan dunia.
Washington D.C. adalah arena di mana lobi ekonomi, pertahanan, dan teknologi berpadu, dan mengirim sosok sekaliber Indroyono adalah sebuah langkah catur yang penuh perhitungan.
Bagi generasi muda yang mungkin mengenalnya sekilas dari Kabinet Kerja jilid pertama Presiden Joko Widodo, mari kita selami lebih dalam siapa sebenarnya sosok yang dijuluki sebagai "Bapak Poros Maritim Dunia" ini.
Arsitek Visi Maritim dan Teknokrat di Panggung Politik
Nama Indroyono Soesilo melesat ke panggung utama politik nasional pada tahun 2014.
Ketika Presiden Jokowi memercayainya untuk memimpin sebuah kementerian koordinator yang baru dibentuk: Kemenko Bidang Kemaritiman.
Baca Juga: Sosok Judha Nugraha: 'Guardian Angel' WNI Kini Mengemban Misi Baru di Muscat
Ini bukan tugas ringan. Ia diberi mandat untuk menerjemahkan visi besar "Poros Maritim Dunia"—sebuah gagasan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara bahari—menjadi kebijakan yang konkret dan terukur.
Sebagai Menko, ia adalah konduktor yang menyelaraskan orkestra kementerian dan lembaga terkait.
Mulai dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, hingga Kementerian ESDM.
Dalam masa baktinya yang singkat namun padat, ia meletakkan fondasi awal bagi lima pilar utama Poros Maritim Dunia.
Termasuk pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim, serta diplomasi maritim.
Sebelum terjun ke kabinet, Indroyono bukanlah orang baru dalam dunia kebijakan.
Latar belakangnya adalah seorang teknokrat murni, seorang ilmuwan dengan spesialisasi yang sangat relevan untuk negara kepulauan: teknologi penginderaan jauh (remote sensing).
Ia adalah doktor lulusan University of Iowa, AS, di bidang yang memanfaatkan citra satelit untuk memetakan dan menganalisis sumber daya bumi.
Keahlian inilah yang membuatnya menjadi figur otoritatif dalam isu geospasial dan kelautan.
DNA Internasional: Dari PBB hingga Jaringan Global
Karier Indroyono tidak hanya terbatas di dalam negeri. Jauh sebelum menjadi menteri, ia telah malang melintang di panggung internasional sebagai seorang birokrat global.
Selama satu dekade (2002-2012), ia menjabat sebagai direktur di Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
Salah satu badan khusus di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di Roma, Italia.
Di FAO, ia memimpin Divisi Perikanan dan Akuakultur, sebuah posisi yang memberinya perspektif global tentang bagaimana dunia mengelola sumber daya lautnya.
Pengalaman ini memberinya jaringan yang luas di kalangan para pembuat kebijakan, ilmuwan, dan organisasi internasional di seluruh dunia.
Ia terbiasa duduk di meja perundingan, merumuskan standar global, dan memahami kompleksitas isu pangan dan sumber daya alam dari berbagai sudut pandang.
Setelah tidak lagi di kabinet, ia tetap aktif berkontribusi, salah satunya sebagai Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta menjadi bagian dari Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Mengapa Washington? Kombinasi Tepat untuk Tantangan Masa Depan
Jika Indroyono Soesilo benar-benar berlabuh di Washington, ia akan membawa bekal yang sangat unik. Hubungan Indonesia-AS saat ini tidak hanya berkutat pada isu politik tradisional.
Tiga arena utama menjadi penentu:
1. Geopolitik Indo-Pasifik
Visi Poros Maritim Dunia sangat sejalan dengan fokus strategis AS di kawasan Indo-Pasifik.
Pengalaman Indroyono sebagai arsitek visi ini akan memberinya kredibilitas tinggi saat berdialog dengan para pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS.
2. Ekonomi Digital dan Teknologi
Latar belakangnya sebagai teknokrat dan pakar teknologi geospasial sangat relevan di era persaingan teknologi.
Ia mampu berbicara dalam "bahasa" yang sama dengan para raksasa teknologi di Silicon Valley dan para pembuat kebijakan teknologi di Washington.
3. Sumber Daya Kritis dan Iklim
Isu mineral kritis (seperti nikel untuk baterai kendaraan listrik) dan perubahan iklim menjadi agenda utama pemerintahan AS.
Keahlian Indroyono dalam manajemen sumber daya alam memberinya keunggulan substantif dalam negosiasi di bidang ini.
Penunjukannya akan menjadi pesan bahwa diplomasi Indonesia di AS akan digerakkan tidak hanya oleh retorika, tetapi juga oleh data, sains, dan pemahaman teknis yang mendalam.
Ia adalah sosok yang bisa menjembatani kepentingan maritim Indonesia dengan realitas geopolitik global.
Seorang teknokrat yang siap menahkodai kapal diplomasi Indonesia melewati perairan Washington yang penuh tantangan.
Biodata Indroyono Soesilo
Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 27 Maret 1955,
Menikah dengan Dr.Ir.Nining Sri Astuti MA
(Ir.-ITB, MA-Univ. of.Iowa USA, Doktor-Univ.Indonesia),
dikaruniai 3 anak dan 2 cucu.
Riwayat Pendidikan:
- Sarjana Teknik Geologi ITB 1978.,
- Master of Science-Remote Sensing, University of Michigan-USA, 1981,
- Doctor of Philosophy on Geologic Remote Sensing, University of Iowa-USA, 1987,
- Lemhannas RI, KSA-14, Tahun 2006.
Riwayat Pekerjaan:
- Direktur Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam BPPT, 1993-1997,
- Professor Riset Bidang Geologi & Penginderaan Jauh BPPT, 1995,
- Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, 1997-1999,
- Dirjen Riset & Eksplorasi Laut, Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, 1999-2001,
- Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2001 – 2008,
- Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2008 – 2012,
- Director, Fisheries and Aquaculture Resources, United Nations Food & Agriculture Organization (UN-FAO) Rome-Italia, 2012-2014,
- Menteri Koordinator Kemaritiman RI, 2014 – 2015.
- Honorary Adviser to the Indonesian Minister of Tourism, 2015 – 2019.
- Minister of Transportation Special Envoy to the International Civil Aviation Organization (ICAO), 2015 – 2016.
- Tenaga Ahli Lemhannas Bidang Sumberdaya Alam, 2015 – 2021,
- Tenaga Ahli Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2016-2019.
- Committee Reviewer Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), 2018 – Sekarang.
- Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (2020 – Sekarang)