Sidang Kasus Impor Gula, Surat Tuntutan Tom Lembong Setebal 1.091 Halaman

Jum'at, 04 Juli 2025 | 15:18 WIB
Sidang Kasus Impor Gula, Surat Tuntutan Tom Lembong Setebal 1.091 Halaman
Terdakwa Tom Lembong didampingi istri Franciska Wihardja menjelang pembacaan tuntutan dari jaksa penuntut umum terkait kasus dugaan suap impor gula di Kemendag. Agenda sidang tuntutan terhadap Tom Lembong digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Jumat (4/7/2025). (Suara.com/Dea)

Suara.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Agung mengungkapkan bahwa surat tuntutan terhadap mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong yang disiapkan mencapai 1.091 halaman.

Hal itu disampaikan dalam sidang kasus dugaan korupsi importasi gula dengan terdakwa Tom Lembong dan agenda pembacaan tuntutan jaksa.

“Total tuntutan untuk perkara ini 1.091 halaman,” kata jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2025).

Meski begitu, jaksa menjelaskan bahwa surat tuntutan yang akan dibacakan dalam persidangan ini tidak semuanya, hanya analisa yuridis dan amar tuntutan.

Mantan Mendag Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong memberikan pernyataan terkait kasus importasi gula yang menyeretnya ke dalam jeruji. [Suara.com/Dea]
Mantan Mendag Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong. [Suara.com/Dea]

“Untuk pembacaan tuntutan kali ini yang mulia kami tidak akan membacakan semua, untuk dakwaan mungkin tidak akan kami bacakan, untuk keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa, tidak kami bacakan,” ujar jaksa.

“Analisa fakta mungkin kami tidak bacakan. Kami langsung ke analisa yuridis dan amar,” tandas dia.

Dakwaan Jaksa

Sekadar informasi, Tom Lembong didakwa merugikan keuangan negara sebanyak Rp 515,4 miliar (Rp 515.408.740.970,36) dalam kasus dugaan korupsi impor gula pada 2015-2016.

Jaksa menjelaskan angka tersebut merupakan bagian dari total kerugian keuangan negara akibat perkara ini yang mencapai Rp 578,1 miliar (Rp 578.105.411.622,47) berdasarkan laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan negara atas dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan importasi gula di Kementerian Perdagangan Tahun 2015-2016 Nomor PE.03/R/S-51/D5/01/2025 tanggal 20 Januari 2025 dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP RI).

Baca Juga: Sudirman Said Beberkan soal KKN: Gambar Wapres di Sekolah-Kantor Itu Simbol Telanjang Nepotisme!

Mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong mempertanyakan mengapa tidak ada tersangka dari koperasi polisi serta TNI Angkatan Darat dalam kasus importasi gula. [Antara/Bayu Pratama]
Mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong. [Antara/Bayu Pratama]

Diketahui, jaksa mengungkapkan Tom Lembong mengizinkan sejumlah perusahaan swasta untuk melakukan impor gula kristal mentah (GKM).

Secara terperinci, jaksa menyebut izin tersebut diberikan kepada Tony Wijaya NG melalui PT Angels Products, Then Surianto Eka Prasetyo melalui PT Makassar Tene, Hansen Setiawan melalui PT Sentra Usahatama Jaya, dan Indra Suryaningrat melalui PT Medan Sugar Industry,

Selain itu, Tom Lembong juga disebut memberikan izin kepada Eka Sapanca melalui PT Permata Dunia Sukses Utama, Wisnu Hendraningrat melalui PT Andalan Furnindo, Hendrogiarto A Tiwow melalui PT Duta Sugar International, dan Hans Falita Hutama melalui PT Berkah Manis Makmur.

“Mengimpor Gula Kristal Mentah (GKM) untuk diolah menjadi Gula Kristal Putih (GKP) padahal mengetahui perusahaan tersebut tidak berhak mengolah Gula Kristal Mentah (GKM) menjadi Gula Kristal Putih (GKP) karena perusahaan tersebut merupakan perusahan gula rafinasi,” kata jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Pada 2015, lanjut jaksa, Tom Lembong memberikan Surat Pengakuan sebagai Importir Produsen GKM kepada Tony Wijaya NG melalui PT Angels Products untuk diolah menjadi GKP pada saat produksi dalam negeri GKP mencukupi dan pemasukan/realisasi impor GKM tersebut terjadi pada musim giling.

Lebih lanjut, jaksa menyebut Tom Lembongseharusnya menunjuk perusahaan BUMN untuk mengendalikan ketersediaan dan stabilisasi harga gula.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI