Suara.com - Seorang netizen yang memiliki akun tiktok @mahesaalbantany mendadak menantang Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk menyelesaikan masalah di Kali Cilemahabang.
Kali yang berada di wilayah Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi tersebut terpantau dipenuhi dengan busa.
Dalam video yang di posting akun @mahesaalbantany memperlihatkan penampakan kali Cilemahabang yang dipenuhi dengan limbah B3.
Pria yang diduga bernama Mahesa itu sontak menantang Dedi Mulyadi untuk segera menindak kali tersebut.
Ia menyebut bahwa limbah yang ada di kali Cilemahabang tersebut merupakan limbah dari perusahaan besar.
Mahesa menduga bahwa selama ini Dedi tidak berani menindak lantaran yang dihadapi adalah salah satu perusahaan besar.
Di akhir kalimatnya, Mahesa sontak mengatakan bahwa jika Dedi tak kunjung berani menindak, berarti pihaknya selama ini hanyalah pencitraan saja.
“Kang Dedi berani tidak kalau sama perusahaan besar, buang limbah B3 di Sungai Kang Dedi, kalau nggak berani berarti selama ini Cuma konten, pencitraan berarti,” ujar Mahesa.
“Kemarin-kemarin saya bela Kang Dedi, nah kapan bertindak nih?” sambungnya.
Baca Juga: Efek Kebijakan 50 Siswa di Jabar: Sekolah Swasta Terancam Kosong, DPR Desak Menteri Turun Tangan
Tanpa menunggu lama, Dedi sebagai orang nomor satu di Jawa Barat itu sontak menjawab tantangan Mahesa.
Dedi mengucapkan terima kasih lantaran secara tidak langsung Mahesa sudah peduli terhadap pengelolaan lingkungan di Jawa Barat.
Dalam video balasannya, Dedi mengungkapkan bahwa timnya sudah melakukan penelusuran terhadap kali tersebut.
“Buat saudaraku yang berada di Provinsi Banten, terima kasih atas kepeduliannya terhadap pengelolaan lingkungan di Jawa Barat,” ujar Dedi, dikutip dari akun tiktoknya @dedimulyadiofficial, Jumat (11/7/25).
“Dan postingannya sudah kami tindak lanjuti, dan kami telusuri,” sambungnya.
Dedi menegaskan pada Mahesa bahwa tidak perlu khawatir, pihaknya akan menindak siapapun itu, meskipun dari kalangan Perusahaan besar.
Jika memang terbukti melakukan pelanggaran lingkungan, seperti merusak lingkungan, maka Dedi tidak segan-segan akan menindaknya.
“Tidak usah khawatir, saya pasti memberikan tindakan pada siapapun, mau besar mau kecil, apabila melakukan pelanggaran lingkungan,” ujar Dedi.
“Salam Hormat ya.. tetap konsisten sama-sama menjaga lingkungan,” sambungnya.
Limbah Kali Cilemahabang
Sejak awal bulan, Kali Cilemahabang sudah terpantau dipenuhi dengan limbah B3, berupa busa. Warga setempat menyebut bahwa busa muncul dipermukaan kali setelah hujan mengguyur wilayah tersebut.
Selain dipenuhi dengan busa, aliran air di Kali Cilemahabang juga tercium mengeluarkan bau tidak sedap.
Hal ini menurut warga sekitar, Irfan cukup menganggu. Irfan juga mencatat adanya perubahan perilaku pada ikan-ikan yang berada di kali tersebut.
Berdasarkan pengamatan warga, sejumlah ikan terlihat berenang tidak beraturan dan tampak lemas.
Irfan menduga kondisi ini terjadi akibat adanya limbah yang mengalir dan mencemari Kali Cilemahabang, sehingga memicu munculnya busa serta mempengaruhi kualitas air.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi mengenai sumber limbah yang menyebabkan kali berbusa dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Warga berharap pihak berwenang dapat melakukan pemeriksaan kualitas air dan menindaklanjuti kondisi tersebut untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih luas.
Kali Cilemahabang menjadi salah satu aliran Sungai yang melintasi kawasan industri dan pemukiman di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Sungai tersebut memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat, termasuk sebagai aliran irigasi dan pendukung aktivitas warga sekitar.
Pencemaran Kali Cilemahabang Akibatkan Krisis Air Bersih
Pencemaran air Kali Cilemahabang di Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi membuat Masyarakat sekitar mengalami krisis air bersih.
Kondisi air tersebut menghitam dan mengeluarkan bau tidak sedap. Selain kesulitan dalam kegiatan MCK, pencemaran air juga mempengaruhi Kesehatan warga khususnya yang tinggal di bantaran kali.
Banyak warga yang mengalami gatal-gatal dan gangguan pernapasan, karena sehari-hari mencium bau menyengat yang menguap dari kali.
Warga menduga pencemaran air tersebut berasal dari limbah pabrik yang sengaja dibuang ke kali oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.