Suara.com - Hari pertama sekolah adalah momen monumental, bukan hanya bagi anak, tetapi juga bagi orang tua.
Di tengah euforia dan harapan, sering kali orang tua tanpa sadar melakukan beberapa kesalahan yang justru bisa merusak pengalaman awal anak di sekolah.
Niat baik untuk mendukung bisa berbalik menjadi sumber kecemasan jika tidak dilakukan dengan tepat.
Agar hari pertama sekolah menjadi kenangan indah dan fondasi yang kuat bagi kemandirian anak, penting bagi orang tua untuk mengetahui beberapa hal yang sebaiknya dihindari.
Berikut adalah lima hal yang tidak boleh dilakukan orang tua saat mengantar anak di hari pertamanya.
1. Menunjukkan Kecemasan dan Emosi Berlebihan
Melihat buah hati melangkah ke dunia baru memang mengharukan. Namun, menangis atau menunjukkan wajah cemas di depan anak adalah sebuah kesalahan.
Anak-anak sangat peka terhadap emosi orang tua mereka. Jika mereka melihat Anda khawatir, mereka akan menangkap sinyal bahwa sekolah adalah tempat yang menakutkan. Sehingga kecemasan mereka justru meningkat.
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengendalikan stres dan kecemasanmu sendiri. Karena anak-anak bisa menangkap perasaan ini dan bereaksi dengan cara yang sama.
Baca Juga: Bagaimana Cara Orang Tua Ciptakan Hari Pertama Sekolah yang Penuh Energi Positif
Sembunyikan air mata Anda, berikan pelukan hangat, ucapkan kata-kata positif, lalu lepaskan mereka dengan senyum percaya diri.
2. Membuat Perpisahan Menjadi Drama Berkepanjangan
Mengucapkan selamat tinggal berulang kali, mengintip dari jendela kelas, atau menjanjikan akan menunggu di luar gerbang sepanjang hari mungkin terasa menenangkan bagi orang tua.
Tetapi ini adalah sinyal yang salah bagi anak. Perilaku ini membuat anak sulit untuk mandiri dan beradaptasi.
Psikolog menyarankan perpisahan yang singkat dan jelas. Berikan pelukan, katakan "Sampai nanti ya," dan yakinkan mereka bahwa Anda akan menjemput setelah sekolah selesai.
Kepercayaan yang Anda tunjukkan akan menular pada anak, membantu mereka merasa aman untuk memulai petualangannya sendiri.
3. Terlalu Fokus pada Dokumentasi
Di era digital, mengabadikan setiap momen adalah hal yang lumrah. Namun, terlalu sibuk dengan kamera atau ponsel di hari pertama sekolah dapat membuat anak merasa seperti objek tontonan, bukan subjek yang sedang didukung.
Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, menekankan bahwa anak sangat peka terhadap sinyal nonverbal.
"Kalau perhatian kita lebih banyak ke handphone, mereka merasa tidak didampingi secara emosional," ujarnya.
Fokuslah pada kehadiran emosional. Kehangatan pelukan dan tatapan mata yang meyakinkan jauh lebih berharga daripada ratusan foto di galeri ponsel.
4. Membanding-bandingkan Anak dengan Orang Lain
"Lihat, temanmu tidak menangis," atau "Kakakmu dulu lebih berani," adalah kalimat-kalimat terlarang.
Membandingkan anak hanya akan meruntuhkan rasa percaya dirinya dan membuatnya merasa tidak cukup baik.
Setiap anak memiliki temperamen dan kecepatan adaptasi yang berbeda. Hargai proses unik anak Anda tanpa memberikan tekanan yang tidak perlu.
5. Menginterogasi Anak Sepulang Sekolah
Saat anak pulang, hindari memberondongnya dengan pertanyaan yang bersifat interogatif seperti, "Tadi belajar apa saja?" atau "Ada PR tidak?".
Hal ini bisa membuat anak merasa tertekan. Psikolog Puspaga Kota Tangerang, Sri Damayanti, menyarankan untuk fokus pada hal-hal baik yang terjadi.
Gantilah dengan pertanyaan terbuka yang memancing cerita, misalnya, "Apa hal paling seru hari ini?" atau "Tadi kenalan sama siapa saja?".
Dengan mendengarkan pengalaman mereka, baik positif maupun negatif, Anda menunjukkan bahwa Anda peduli pada perasaan mereka, bukan hanya pada performa akademis.
Hari pertama sekolah adalah latihan kemandirian pertama bagi anak dan latihan melepaskan bagi orang tua.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, orang tua tidak hanya membantu anak memiliki awal yang positif.
Tetapi juga menanamkan benih kepercayaan diri dan ketangguhan yang akan mereka bawa sepanjang perjalanan pendidikannya.