Suara.com - Bambang Beathor Suryadi, seorang politisi senior PDI Perjuangan, kembali menggebrak dengan kritik tajam terhadap institusi penegak hukum di Indonesia.
Dalam podcast Forum Keadilan TV di YouTube, Beathor tidak gentar menyuarakan kekecewaannya terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) dan kepolisian, seraya menegaskan motivasi pribadi yang mendorongnya untuk terus berjuang.
Pernyataan-pernyataan lugas ini tak hanya menarik perhatian publik, tapi juga memicu perdebatan sengit tentang integritas lembaga negara.
Kritik Pedas untuk Institusi Penegak Hukum

Dalam segmen yang paling mencuri perhatian, Beathor Suryadi melontarkan kritik keras terhadap Mahkamah Konstitusi (MK). Ia tak ragu menyebut hakim MK "goblok" karena meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.
"Saya mengkritik hakim MK yang dianggapnya 'goblok' karena meloloskan Gibran, padahal seharusnya mereka menolak karena adanya konflik kepentingan dan pelanggaran konstitusi," tegas Beathor.
Pernyataan ini menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap putusan MK yang dianggapnya cacat hukum dan moral.
Sebagai bentuk perlawanan, Beathor bahkan berencana melakukan demo di MK untuk menuntut pembatalan Gibran.
Tak hanya MK, kepolisian juga menjadi sasaran kritik Beathor. Ia merasa ada intervensi dalam lembaga tersebut, terutama dari pihak-pihak tertentu.
Baca Juga: Jampidsus Blak-blakan, Pemberantasan Korupsi Dilawan Buzzer Bayaran Rp1 Miliar di Kasus Marsela
"Saya menganggap Bareskrim belum mandiri dan masih di bawah pengaruh 'orang Solo'," ungkapnya.
Beathor juga merasa heran mengapa Polda meneruskan laporan Paiman Raharjo terhadap dirinya, padahal Bareskrim sendiri sudah menyatakan bahwa kasus ijazah bukanlah pidana. Meski demikian, Beathor menyatakan kesiapannya.
"Saya siap menghadapi laporan Paiman dan akan membeberkan semua temuannya kepada polisi," tegasnya.
Motivasi dan Sikap Pribadi: Perjuangan Demi Kebenaran
![Politisi senior PDI Perjuangan, Bambang Beathor Suryadi. [YouTube/Forum Keadilan TV]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/16/80194-bambang-beathor.jpg)
Di balik semua kritik dan keberaniannya, Beathor Suryadi menjelaskan motivasi utama yang mendorongnya. Ini bukan tentang mencari keuntungan pribadi atau popularitas, melainkan perjuangan melawan ketidakbenaran.
"Saya menyatakan tindakannya didasari oleh keinginan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan, serta menyelamatkan bangsa dari kerusakan," jelas Beathor dengan suara berapi-api.
Ia juga menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa. Ancaman, laporan polisi, bahkan potensi bahaya fisik, tak sedikit pun menggoyahkan komitmennya.
"Saya tidak takut dengan risiko dilaporkan ke polisi atau bahkan ditembak karena memperjuangkan keyakinannya," katanya.
Keberanian ini mencerminkan dedikasinya yang mendalam terhadap prinsip-prinsip yang ia yakini.
Beathor juga menyinggung hubungannya dengan Paiman Raharjo, sosok yang melaporkannya ke polisi. Ia mengakui Paiman adalah kawannya dan bahkan pernah membantunya secara finansial.
Namun, ia merasa Paiman mempolitisir bantuan tersebut dan menuduhnya melakukan pemerasan, tuduhan yang dibantah keras oleh Beathor. Ironisnya, Beathor justru melihat laporan Paiman sebagai peluang.
"Saya menganggap laporan Paiman ke polisi justru akan semakin membuka tabir kasus ijazah palsu," pungkasnya.
Sikap kritis Bambang Beathor Suryadi terhadap penegakan hukum dan institusi, yang diiringi dengan motivasi pribadi yang kuat untuk mencari kebenaran, menempatkannya sebagai salah satu suara paling lantang dalam perdebatan politik saat ini. Pernyataan-pernyataannya mendorong kita untuk merenungkan kembali arti keadilan, integritas, dan keberanian dalam mengawal jalannya demokrasi.