- Polda Metro Jaya tetapkan 6 tersangka provokator demo 25 Agustus
- Para tersangka gunakan media sosial untuk ajak pelajar dan sebar aksi vandalisme
- Salah satu tersangka ajarkan pembuatan bom molotov dan jadi koordinator kurirnya
Suara.com - Polda Metro Jaya menetapkan 6 orang tersangka yang terindikasi melakukan aksi provokasi saat demonstrasi pada 25 Agustus lalu.
Keenam tersangka merupakan Direktur Lokataru, Delpedro Marhaen.
Selain itu kelima tersangka yakni Mujaffar, Suafan Husain, Khariq Anhar, RAP, dan FL.
Kelimanya merupakan admin dari akun-akun yang memprovokasi para pelajar agar turun ke jalan dan yang melakukan aksi vandalisme.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, keenam tersangka disebutkan memiliki perannya masing-masing.
Delpedro berperan sebagai admin dari Instagram Lokataru Foundation.
![Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan langkah yang dilakukan pihaknya dalam menghalau pelajar masuk ke Kota Jakrta untuk ikut aksi buruh pada Kamis (28/8/2025). [Suara.com/Bagaskara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/28/44076-kabid-humas-polda-metro-jaya-kombes-ade-ary-syam-indradi.jpg)
“Peran tersangka DMR adalah melakukan kolaborasi dengan akun-akun IG lainnya untuk menyebarkan ajakan agar pelajar jangan takut untuk melakukan aksi, kita lawan bareng,” kata Ade Ary, di Polda Metro Jaya, Selasa (2/9/2025).
Tersangka selanjutnya Mujaffar, melalui Blok Politik Pelajar (BPP) berkolaborasi dengan dengan akun sosial media lainnya untuk melakukan pengerusakan.
“Kemudian yang ketiga adalah tersangka SH, itu adalah akun atau admin dari akun IG, nama akun instagram @GM (Gejayana Menanggil), perannya adalah juga melakukan kolab akun IG untuk menyebarkan ajakan pengerusakan,” jelasnya.
Baca Juga: 'Di Mana Batas Hasutan?' Benny K Harman Pertanyakan Penangkapan Delpedro dan Admin Gejayan Memanggil
Tersangka keempat, yakni Khalid Anhar yang menjadi admin Instagram Aliansi Mahasiswa Pengguggat, berperan sama terhadap SM alias Syahdan.
Selanjutnya, tersangka RAP yang merupakan admin RAP membuat tutorial pembuatan bom molotov.
“Dan juga melakukan atau berperan sebagai koordinator kurir-kurir bom molotov di lapangan dari akun IGnya tersebut,” jelasnya.
Tersangka terakhir merupakan FL, admin dari akun sosmed Instagram @tmg, berperan menyiarkan langsung atau live dan mengajak pelajar untuk turun pada 25 Agustus 2025.
“Pelajar sebagian adalah anak. Seperti kami sampaikan di atas tadi bahwa anak ini berada dalam atau dilibatkan atau diajak sehingga berada dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan dan membiarkan anak tanpa pelindungan jiwa ya,” ungkap Ade Ary.