Sinyal Keras! Rocky Gerung Sebut Prabowo Mulai 'Amputasi' Warisan Jokowi

Kamis, 17 Juli 2025 | 09:38 WIB
Sinyal Keras! Rocky Gerung Sebut Prabowo Mulai 'Amputasi' Warisan Jokowi
Presiden Prabowo Subianto saat berkunjung ke kediaman Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi di Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/10/2024) lalu. (tangkapan layar/Instagram)

Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan analisis tajam yang mengguncang panggung politik nasional. Ia menyebut adanya sinyal kuat bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto secara perlahan mulai "mengamputasi" sejumlah proyek warisan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Manuver ini, menurut Rocky, menempatkan Prabowo dalam sebuah dilema pelik: di satu sisi harus menjaga etika dan loyalitas pada Jokowi, namun di sisi lain dihadapkan pada desakan publik yang masif untuk melakukan evaluasi.

Pernyataan blak-blakan ini diungkap Rocky Gerung dalam podcast terbarunya bersama Akbar Faizal, yang kini menjadi sorotan publik.

Manuver 'Amputasi' Proyek Jokowi

Puncak analisis Rocky Gerung yang paling menyita perhatian adalah prediksinya mengenai arah kebijakan Prabowo setelah resmi dilantik. Ia secara gamblang menyebut istilah "amputasi" untuk menggambarkan kemungkinan langkah Prabowo terhadap proyek-proyek yang identik dengan era Jokowi.

Pengamat Politik, Rocky Gerung. [YouTube/Akbar Faizal]
Pengamat Politik, Rocky Gerung. [YouTube/Akbar Faizal]

"Ada pandangan bahwa Prabowo secara perlahan 'mengamputasi' proyek-proyek Jokowi," tegas Gerung dikutip dari YouTube Kamis (17/7/2025). 

Meski tidak merinci proyek mana saja yang berpotensi dievaluasi atau bahkan dihentikan, pernyataan ini menjadi sinyal awal kemungkinan adanya pergeseran prioritas pembangunan di bawah pemerintahan baru.

Spekulasi pun merebak, apakah megaproyek seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) termasuk di dalamnya?

Dilema Prabowo: Etika Militer vs Catatan Publik untuk Jokowi

Baca Juga: Duh! Rocky Gerung Sentil Keras Jokowi-Gibran, Tapi Puji Megawati dan Beri Harapan ke Prabowo

Menurut Rocky, posisi Prabowo saat ini sangat kompleks. Latar belakang militer dan darah birunya menuntutnya untuk berlaku ksatria dan menghormati pendahulunya.

"Prabowo dinilai memiliki sisi militer (army readiness) dan sisi aristokrat yang menghargai sopan santun dan keperwiraan," ungkap Rocky Gerung. 

Sikap hormat ini, lanjutnya, terlihat dari cara Prabowo memperlakukan Jokowi sebagai mantan komandannya.

Namun, tantangan sesungguhnya datang dari luar istana. "Publik memiliki catatan berbeda terhadap Jokowi," ujar Rocky, merujuk pada berbagai kritik dan sentimen negatif terhadap sejumlah kebijakan Jokowi.

Kondisi inilah yang memaksa Prabowo berada di persimpangan jalan antara loyalitas personal dan responsivitas terhadap suara rakyat.

Membangun Legasi Baru, Geser Haluan Ideologi?

Lantas, mengapa Prabowo perlu melakukan 'amputasi'? Rocky Gerung berpendapat bahwa ini adalah cara Prabowo untuk membangun legasinya sendiri dan membedakan dirinya dari Jokowi. Hingga saat ini, Prabowo dinilai masih 'aman' dari kritik publik.

"Saya tidak mengkritik Prabowo saat ini karena belum ada kebijakan Prabowo yang dianggap menghina rakyat, berbeda dengan beberapa proyek Jokowi," kata Rocky Gerung. 

Lebih jauh, Rocky mengendus adanya upaya Prabowo untuk mengarahkan Indonesia ke corak ideologi yang berbeda. Ia melihat Prabowo sedang berupaya menghasilkan ideologi pembangunan yang lebih sosialistis.

Jika analisis ini benar, maka 'amputasi' proyek warisan Jokowi menjadi langkah logis untuk menyelaraskan kebijakan dengan visi ideologis yang baru, yang mungkin lebih fokus pada keadilan sosial.

Sadar Tekanan Publik Soal Gibran

Presiden Prabowo Subianto saat berada di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. [ANTARA]
Presiden Prabowo Subianto saat berada di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. [ANTARA]

Sebagai seorang politisi ulung, Prabowo diyakini sangat memahami dinamika dan tekanan publik, termasuk pada isu-isu sensitif seperti posisi wakilnya, Gibran Rakabuming Raka.

"Tekanan publik terkait pemakzulan Gibran dianggap dimengerti oleh Prabowo, dan proses di DPR akan menjadi jawaban atas tekanan tersebut," ujar Gerung.

Hal ini mengindikasikan bahwa Prabowo tidak tuli terhadap gejolak di masyarakat dan tengah mencari jalan keluar politik yang paling aman untuk menjaga stabilitas pemerintahannya kelak.

Manuver 'amputasi' proyek Jokowi bisa jadi salah satu kartu truf yang akan dimainkan untuk meraih simpati publik yang lebih luas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI