Duh! Rocky Gerung Sentil Keras Jokowi-Gibran, Tapi Puji Megawati dan Beri Harapan ke Prabowo

Rabu, 16 Juli 2025 | 21:00 WIB
Duh! Rocky Gerung Sentil Keras Jokowi-Gibran, Tapi Puji Megawati dan Beri Harapan ke Prabowo
Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pesan berbeda kepada Jokowi-Gibran dan Prabowo-Megawati. [YouTube/Hendri Satrio Official]

Suara.com - Analisis tajam pengamat politik Rocky Gerung kembali menggema, kali ini dengan membedah kondisi para elite politik Tanah Air dengan nada yang bak bumi dan langit.

Dalam podcast Hendri Satrio Official, dikutip pada Rabu (16/7/2025), Rocky menyajikan dua narasi yang kontras: satu sisi berisi keprihatinan mendalam dan sindiran pedas untuk Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Gibran Rakabuming Raka, sementara sisi lainnya menaruh ekspektasi tinggi dan pengakuan pada Presiden RI Prabowo Subianto serta Megawati Soekarnoputri.

Perbedaan sikap ini bukan sekadar gaya bicara, melainkan sinyal kuat tentang bagaimana Rocky memandang akhir sebuah era dan fajar dari babak baru kepemimpinan nasional.

Ia seolah menguliti habis persoalan yang membelit Jokowi dan Gibran, namun memberikan ruang harapan bagi Prabowo dan Megawati untuk mengambil peran berbeda.

Jokowi Diterpa 'Beban Psikologis', Gibran Disarankan Belajar ke Papua

Rocky Gerung tanpa tedeng aling-aling menyoroti kondisi Presiden Jokowi yang dinilainya berada di bawah tekanan berat. Isu personal seperti dugaan ijazah palsu hingga kekhawatiran masa depan pasca-lengser disebut menjadi beban yang memengaruhi stabilitas psikologisnya.

Untuk Jokowi: Dianggap mengalami kondisi psikologis tidak stabil terkait isu ijazah dan tekanan untuk menjamin keamanannya pasca lengser. Gibran menjadi taruhan final Jokowi, namun Gibran sendiri juga disorot. 

Menurut Rocky, Gibran adalah "taruhan final" Jokowi untuk mengamankan legasinya. Namun, taruhan itu sendiri dinilai sangat problematis. Rocky secara eksplisit menyentil isu "inkapasitas" yang melekat pada Gibran, bahkan memberikan saran yang menusuk.

Untuk Gibran: Disarankan untuk berkantor di Papua dan belajar. Disebutkan bahwa Gibran pernah menemui Rocky Gerung untuk belajar, namun kemudian memilih jalur politik.

Baca Juga: Ngobrol 17 Menit Lewat Telepon, Prabowo Puji Trump Negosiator Tangguh

Saran agar Gibran "berkantor di Papua" bukan sekadar usulan geografis, melainkan sebuah metafora tajam yang mempertanyakan kesiapan dan kapasitas Gibran untuk memimpin negara yang kompleks.

Rocky seolah mengingatkan publik bahwa jalan pintas politik yang dipilih Gibran, setelah sempat ingin "belajar" darinya, memiliki konsekuensi serius.

Prabowo Ditantang 'Radical Break', Megawati Dipuji Matang Berpolitik

Berbeda 180 derajat, nada bicara Rocky berubah saat membahas Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Terhadap Prabowo, Rocky menaruh sebuah tantangan besar sekaligus harapan agar ia mampu menjadi pemimpin otentik.

Untuk Prabowo: Diingatkan bahwa 'time is running out' dan publik menunggu 'radical break' untuk menunjukkan otentisitas kepemimpinannya tanpa beban masa lalu," tegas Rocky.

Pesan ini merupakan desakan agar Prabowo segera melakukan terobosan radikal dan melepaskan diri sepenuhnya dari bayang-bayang rezim sebelumnya. Publik, menurut Rocky, menantikan bukti bahwa Prabowo adalah pemimpin dengan visinya sendiri, bukan sekadar penerus status quo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI