Suara.com - Sebuah kasus keji yang merusak citra pemuka agama terbongkar di Blitar, Jawa Timur.
Seorang pria berinisial YT (56), yang seharusnya menjadi panutan rohani sebagai seorang pendeta, tega melakukan rudapaksa terhadap empat orang anak di bawah umur.
Aksi bejatnya dilakukan di berbagai lokasi, termasuk di sebuah kolam renang, yang menjadi saksi bisu kebiadaban predator berkedok agamawan ini.
Kasus ini kini ditangani oleh Subdit IV Renakta (Remaja, Anak, dan Wanita) Ditreskrimum Polda Jatim.
Pelaku telah ditahan dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menghancurkan masa depan anak-anak yang menjadi korbannya.
Pengungkapan kasus ini menjadi tamparan keras dan pengingat bahwa predator seksual bisa bersembunyi di balik jubah apapun.

Terbongkarnya Aksi di Empat Lokasi Berbeda
Menurut keterangan pihak kepolisian, YT tidak hanya melakukan aksinya satu kali, melainkan berulang kali terhadap empat korban berbeda di empat lokasi yang telah ia siapkan untuk melancarkan niat busuknya. Rangkaian lokasi ini menunjukkan betapa terencananya kejahatan yang ia lakukan.
Di antara lokasi-lokasi bejat yang digunakan YT, kolam renang menjadi yang paling mencengangkan. Tempat yang seharusnya penuh tawa dan keceriaan anak-anak itu justru disulap menjadi arena kelam oleh sang predator.
Baca Juga: Terungkap! Begini Modus Pendeta Cabuli 3 Anak di Blitar
Ironisnya, lingkungan yang terbuka dan tampak aman itu ternyata menjadi kamuflase sempurna untuk aksi tak senonoh yang ia lakukan. Tak berhenti di sana, YT juga memanfaatkan tiga lokasi privat lainnya—yang dengan sengaja ia pilih demi menjauh dari sorotan dan saksi mata.
Ini bukan kejahatan impulsif, melainkan tindakan terencana dengan pola dan lokasi yang dipetakan.
Penangkapan YT oleh Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim pun menjadi akhir dari pelarian panjang dan hasil kerja cepat aparat yang tak ingin korban baru jatuh di tangan sang pelaku.
Kepercayaan yang Dikhianati
Sebagai seorang pendeta, YT memiliki posisi yang sangat dihormati dan dipercaya oleh masyarakat dan jemaatnya. Orang tua mana yang akan curiga pada seorang pemuka agama yang menunjukkan perhatian pada anak-anak mereka? Kepercayaan inilah yang secara keji ia khianati.
Ia menggunakan status sosial dan jubah kependetaannya sebagai tameng untuk mendekati para korban dan keluarga mereka.