Prabowo sebagai Presiden RI dianggap masih saja bergantung pada Jokowi.
"Tenang hati melihat mereka tidak seperti yang dianalisa para pengamat. Pecah kongsi dan lain sebagainya," kata netizen.
"Hebat sekali pak Prabowo, rendah hati, dia presiden tetap mau datang dan menghormati pak Jokowi. Kedua orang ini memang luar biasa," kata netizen lain.
"Ngapain sih Pak masih harus lapor lapor hasil kunjungan? Bapak kan bukan menhan lagi," celetuk netizen.
"Indonesia aja udah merdeka pak, kok bapak masih dijajah mantan," celetuk netizen menyindir.
"Kalau sudah begini, persepsi masyarakat bisa dibenarkan adanya Matahari Kembar. Untuk apa Bapak Presiden @prabowo melapor ke Jokowi, lebih baik melaporkan ke Rakyat Indonesia atau melalui DPR RI memberitahukan hasil kunjungan-kunjungan ke beberapa negara selama ini," komentar netizen lainnya.
![Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sopiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggunakan rantis Maung produksi PT Pindad di Kemenhan, Rabu (18/1/2023). [Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/01/18/47556-prabowo-dan-jokowi-prabowo-naik-rantis-maung.jpg)
Hubungan Prabowo dan Jokowi di Dunia Politik
Hubungan Prabowo dan Jokowi telah melalui transformasi dramatis, berevolusi dari persaingan sengit yang membelah bangsa menjadi sebuah kemitraan strategis yang menentukan arah kepemimpinan nasional.
Puncaknya adalah kemenangan Prabowo Subianto bersama putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dalam Pilpres 2024, sebuah anomali politik yang tak terbayangkan sebelumnya.
Baca Juga: Prabowo Minta Jaksa Agung Seret Pengusaha Nakal Pengoplos Beras
Panggung politik nasional pada tahun 2014 dan 2019 menjadi saksi bisu betapa kerasnya persaingan antara Prabowo dan Jokowi.
Keduanya adalah rival utama dalam dua kontestasi pemilihan presiden yang berlangsung sengit dan memicu polarisasi tajam di tengah masyarakat.
Kampanye yang emosional, perang narasi di media sosial, dan mobilisasi pendukung fanatik menjadi pemandangan sehari-hari.
Pada dua pemilu tersebut, Prabowo Subianto menjadi penantang utama Jokowi.
Persaingan ini bukan hanya soal adu visi dan program, tetapi menjelma menjadi pertarungan ideologis yang menguras energi bangsa. Ketegangan bahkan berlanjut hingga ke ranah hukum melalui sengketa di Mahkamah Konstitusi.
Rivalitas ini menciptakan dua kubu yang seolah tak terdamaikan, membelah pertemanan dan bahkan keluarga karena perbedaan pilihan politik.