Prabowo Subianto Bungkam Tudingan Amien Rais Perkara Pecah Kongsi dengan Jokowi

Yohanes Endra Suara.Com
Senin, 21 Juli 2025 | 10:53 WIB
Prabowo Subianto Bungkam Tudingan Amien Rais Perkara Pecah Kongsi dengan Jokowi
Hubungan Prabowo dan Jokowi. (Instagram/prabowo)

Suara.com - Muncul isu Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) pecah kongsi.

Hal ini bahkan diungkapkan politisi senior Amien Rais yang belum lama ini mengungkapkan 13 masalah berat membuat Jokowi putus asa.

Salah satunya adalah Jokowi ditinggalkan Presiden Prabowo, hanya karena belum menjengguk selama Jokowi sakit.

"Menurut saya ada 13 masalah berat yang melilit Jokowi," beber Amien, "Presiden Prabowo sampai sekarang belum menjenguk Jokowi, hal ini membuat makin ciut nyali Jokowi," lanjutnya dikutip dari Instagram pribadi Amien, @amienraisofficial pada 21 Juli 2025.

Seolah membungkam pernyataan Amien Rais, Presiden Prabowo berkunjung ke rumah Jokowi pada Minggu, 20 Juli 2025.

Prabowo bahkan mengunggah momen berkunjung ke kediaman Jokowi di akun sosial medianya sekaligus akun Instagram @presidenrepublikindonesia.

Prabowo menjelaskan jika kedatangannya ke rumah Jokowi bukan tujuan utama melainkan mampir di tengah kerjanya.

"Dalam kunjungan kerja ke Surakarta, Presiden menyempatkan diri bersilaturahmi ke kediaman Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo, didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta anggota Kabinet Merah Putih," jelasnya.

Baca Juga: Prabowo Minta Jaksa Agung Seret Pengusaha Nakal Pengoplos Beras

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo bercerita tentang kerja-kerjanya terutama setelah berkunjung ke beberapa negara.

"Pertemuan yang berlangsung dalam suasana hangat dan akrab ini membahas hasil kunjungan kenegaraan Presiden ke sejumlah negara selama dua pekan terakhir, serta berbagai isu strategis terkini," ungkapnya.

Sementara di akun resmi Jokowi, dia juga mengunggah momen tersebut seraya mengucapkan terima kasih,

"Terima kasih Bapak Presiden Prabowo yang telah berkenan berkunjung ke rumah keluarga kami di Solo," kata Jokowi.

Kunjungan Prabowo ke kediaman Jokowi ini ternyata menuai pro kontra.

Banyak yang senang melihat hubungan harmonis Prabowo dan Jokowi, namun tak sedikit pula yang menghujat.

Prabowo sebagai Presiden RI dianggap masih saja bergantung pada Jokowi.

"Tenang hati melihat mereka tidak seperti yang dianalisa para pengamat. Pecah kongsi dan lain sebagainya," kata netizen.

"Hebat sekali pak Prabowo, rendah hati, dia presiden tetap mau datang dan menghormati pak Jokowi. Kedua orang ini memang luar biasa," kata netizen lain.

"Ngapain sih Pak masih harus lapor lapor hasil kunjungan? Bapak kan bukan menhan lagi," celetuk netizen.

"Indonesia aja udah merdeka pak, kok bapak masih dijajah mantan," celetuk netizen menyindir.

"Kalau sudah begini, persepsi masyarakat bisa dibenarkan adanya Matahari Kembar. Untuk apa Bapak Presiden @prabowo melapor ke Jokowi, lebih baik melaporkan ke Rakyat Indonesia atau melalui DPR RI memberitahukan hasil kunjungan-kunjungan ke beberapa negara selama ini," komentar netizen lainnya.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sopiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggunakan rantis Maung produksi PT Pindad di Kemenhan, Rabu (18/1/2023). [Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden]
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sopiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggunakan rantis Maung produksi PT Pindad di Kemenhan, Rabu (18/1/2023). [Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden]

Hubungan Prabowo dan Jokowi di Dunia Politik

Hubungan Prabowo dan Jokowi telah melalui transformasi dramatis, berevolusi dari persaingan sengit yang membelah bangsa menjadi sebuah kemitraan strategis yang menentukan arah kepemimpinan nasional.

Puncaknya adalah kemenangan Prabowo Subianto bersama putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dalam Pilpres 2024, sebuah anomali politik yang tak terbayangkan sebelumnya.

Panggung politik nasional pada tahun 2014 dan 2019 menjadi saksi bisu betapa kerasnya persaingan antara Prabowo dan Jokowi.

Keduanya adalah rival utama dalam dua kontestasi pemilihan presiden yang berlangsung sengit dan memicu polarisasi tajam di tengah masyarakat.

Kampanye yang emosional, perang narasi di media sosial, dan mobilisasi pendukung fanatik menjadi pemandangan sehari-hari.

Pada dua pemilu tersebut, Prabowo Subianto menjadi penantang utama Jokowi.

Persaingan ini bukan hanya soal adu visi dan program, tetapi menjelma menjadi pertarungan ideologis yang menguras energi bangsa. Ketegangan bahkan berlanjut hingga ke ranah hukum melalui sengketa di Mahkamah Konstitusi.

Rivalitas ini menciptakan dua kubu yang seolah tak terdamaikan, membelah pertemanan dan bahkan keluarga karena perbedaan pilihan politik.

Setelah Pilpres 2019 usai, Jokowi, sebagai pemenang, mengambil langkah politik yang sangat mengejutkan.

Dia mengulurkan tangan kepada rival terberatnya dan mengajak Prabowo Subianto untuk bergabung dalam kabinet pemerintahannya.

Prabowo menerima tawaran tersebut dan resmi menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Momen ini menjadi titik balik fundamental dalam hubungan keduanya, mengubah status dari lawan menjadi kawan dalam pemerintahan.

Meskipun menjadi rival selama hampir 10 tahun, Prabowo menegaskan bahwa hubungan personalnya dengan Jokowi tetap baik.

Prabowo menjadi salah satu pembantu presiden yang paling loyal.

Kedekatan dan kerja sama yang terjalin di dalam pemerintahan perlahan tapi pasti mengubah dinamika politik nasional.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI