Jokowi Kerja Keras untuk PSI: Blueprint Rahasia Menuju 2029 Dibocorkan

Senin, 21 Juli 2025 | 17:26 WIB
Jokowi Kerja Keras untuk PSI: Blueprint Rahasia Menuju 2029 Dibocorkan
Presiden ke-7 Jokowi ditemui wartawan di kediaman pribadinya. [Suara.com/Ari Welianto]

Suara.com - Panggung politik Indonesia kembali memanas, dan kali ini sorotan tertuju pada langkah tak terduga dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Dalam Kongres PSI di Solo, Jokowi dengan tegas menyatakan, dirinya akan memberi dukungan penuh terhadap PSI.

Ia pun mengaku akan bekerja keras untuk PSI yang diketuai oleh anak bungsunya, Kaesang Pangarep.

"Saya akan full mendukung PSI. Oleh sebab itu, saya akan bekerja keras untuk PSI," dikutip dari laman resmi PSI, Senin (21/7/2025).

Pernyataan ini sontak memicu spekulasi liar di kalangan anak muda dan pemerhati politik.

Apa sebenarnya rencana besar Jokowi? Apakah ini sinyal bahwa ia akan menjadi nakhoda baru bagi partai berlambang gajah tersebut, dan apa artinya ini untuk peta politik 2029? Mari kita bedah lebih dalam.

Jokowi di PSI: Sudah Resmi "Log In" atau Sekadar Anggota Kehormatan?

Pertanyaan pertama yang langsung muncul: apakah Jokowi sudah resmi menjadi kader atau bahkan menduduki posisi strategis seperti Dewan Pembina di PSI? Hingga saat ini, jawabannya masih abu-abu.

Meskipun kehadirannya di kongres yang digelar di Graha Saba Buana, gedung milik keluarganya, dan pidatonya yang berapi-api seolah menjadi sinyal kuat, belum ada pengumuman resmi.

Baca Juga: Hotman Blak-blakan Dukung Revisi KUHAP: Pengacara Cuma Jadi Patung, Lihat Saja Pengacara Jokowi!

Kaesang Pangarep, sang Ketua Umum PSI yang juga putra bungsunya, mengaku bahwa penetapan posisi Dewan Pembina bukanlah wewenangnya.

Jokowi sendiri memilih untuk tidak banyak bicara saat dikonfirmasi mengenai isu ini.

Namun, para analis politik meyakini bahwa manuver ini lebih dari sekadar dukungan biasa.

Direktur Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an, menyebut pidato Jokowi semakin mengasosiasikan dirinya sebagai bagian dari PSI, sebuah langkah yang diyakini akan mendongkrak popularitas partai secara signifikan.

Jadi, formal atau tidak, "Jokowi Effect" sudah jelas menjadi bahan bakar utama PSI ke depan.

Belajar dari SBY? Skenario Jokowi Membesarkan PSI

Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). [Dok. Antara]
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). [Dok. Antara]

Langkah Jokowi ini mengingatkan publik pada strategi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi figur sentral dan berhasil membesarkan Partai Demokrat.

Analis melihat adanya paralel, di mana PSI sangat membutuhkan figur kuat seperti Jokowi untuk memberikan dampak elektoral yang masif.

Jokowi tampaknya tidak main-main. Ia tidak hanya memberi dukungan moral, tetapi juga cetak biru (blueprint) yang jelas untuk PSI:

Strukturisasi Mesin Partai: Jokowi berpesan agar struktur partai diselesaikan hingga ke tingkat desa paling lambat akhir 2027.

Target Agresif 2029: Ia memprediksi PSI bisa melipatgandakan perolehan kursi legislatif hingga tiga kali lipat pada Pemilu 2029, dengan syarat perencanaan yang matang dimulai dari sekarang.

Visi Jangka Panjang: Jokowi bahkan punya feeling bahwa PSI akan menjadi partai yang benar-benar besar dan kuat pada tahun 2034.

Ini bukan sekadar wacana. Ini adalah arahan strategis dari seorang politisi berpengalaman yang tahu persis bagaimana cara kerja mesin politik di lapangan.

Peta Jalan Politik Jokowi Menuju 2029

Dukungan penuh Jokowi pada PSI yang kini dipimpin Kaesang adalah sebuah manuver politik jangka panjang yang sangat diperhitungkan.

Ini bukan lagi tentang Jokowi sebagai individu, tetapi tentang membangun sebuah warisan (legacy) politik baru melalui kendaraan yang lebih segar dan bisa ia bentuk.

Beberapa skenario yang mungkin terjadi:

Menjadi King Maker: Tanpa harus memegang jabatan resmi di PSI, pengaruh dan arahan Jokowi akan menjadi penentu arah kebijakan partai.

Membangun Dinasti Politik: Langkah ini memperkuat posisi politik keluarga Jokowi, dengan Gibran di kursi wakil presiden dan Kaesang menakhodai partai yang didukung penuh olehnya.

Mengamankan Pengaruh: Dengan 'kendaraan' politik sendiri, Jokowi dapat memastikan pengaruhnya tetap relevan dan kebijakannya di masa lalu terus terjaga pasca-lengser.

Analis bahkan memprediksi bahwa Pemilu 2029 bisa menjadi ajang pertarungan antar 'anak mantan presiden', menjadikan aliansi Jokowi-PSI ini sebagai salah satu poros kekuatan utama.

Langkah Jokowi untuk 'bekerja keras' bagi PSI adalah sebuah deklarasi bahwa ia belum akan pensiun dari panggung politik.

Sebaliknya, ia sedang memulai babak baru sebagai seorang negarawan yang juga seorang ahli strategi ulung.

Peta politik Indonesia menuju 2029 dan 2034 dipastikan akan semakin dinamis dan penuh kejutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI