Prabowo Terjebak di Antara Jokowi, Analis: Pilih Jadi Tameng atau Mati Bersama Rakyat?

Selasa, 22 Juli 2025 | 16:40 WIB
Prabowo Terjebak di Antara Jokowi, Analis: Pilih Jadi Tameng atau Mati Bersama Rakyat?
Presiden Prabowo Subianto menyempatkan diri mampir ke kediaman pribadi mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Jalan Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025). [Istimewa]

Suara.com - Kursi kepresidenan belum resmi diduduki, namun Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah dihadapkan pada sebuah bom waktu yang berpotensi meledak menjadi revolusi sosial. Isu Prabowo terjebak di antara Jokowi pun menjadi pembicaraan. 

Isu-isu kezaliman yang menumpuk, dengan dugaan ijazah palsu sebagai pemantiknya, kini menempatkan Prabowo dalam posisi paling krusial: menjadi tameng bagi rezim sebelumnya atau memimpin perubahan bersama rakyat.

Peringatan keras ini bukan datang dari sembarang orang. Adalah Selamat Ginting, seorang analis politik dan militer dari Universitas Nasional, yang secara gamblang memetakan skenario terburuk bagi stabilitas bangsa.

Menurutnya, sumbu revolusi bisa tersulut oleh satu langkah fatal dari aparat penegak hukum.

"Revolusi sosial bisa terjadi jika para penggugat ijazah palsu (Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifa Kurnia, Egi Sujana) ditangkap atau dijadikan tersangka," ujar Ginting dalam sebuah diskusi di Podcast Forum Keadilan TV yang dikutip dari YouTube pada Selasa (22/7/2025).

Selamat Ginting, Analis Politik & Militer Universitas Nasional. [YouTube/Forum Keadilan TV]
Selamat Ginting, Analis Politik & Militer Universitas Nasional. [YouTube/Forum Keadilan TV]

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa persepsi publik terhadap keadilan telah berada di titik nadir. Jika kritik dibungkam melalui jalur hukum, respons massa bisa menjadi tak terkendali.

Api ini semakin membesar dengan seruan dari tokoh lain seperti Laksamana Purnawirawan Slamet Subianto yang telah lebih dulu menyerukan "revolusi untuk melawan kezaliman mantan Presiden Jokowi".

Bagi Ginting, isu ijazah ini bukan lagi sekadar persoalan administrasi, melainkan pertaruhan moral bangsa.

"Kasus dugaan ijazah palsu menandakan bahwa bangsa Indonesia masih bermoral," tegasnya, menyiratkan bahwa publik melihat ini sebagai ujian terakhir bagi kejujuran dan integritas kepemimpinan.

Baca Juga: Bola Panas Ijazah Jokowi Kembali Bergulir: Seret Rektor UGM, Dugaan IPK di Bawah 2,0 Jadi Sorotan!

Prabowo di Persimpangan Jalan: Tameng Jokowi atau Pahlawan Rakyat?

Momen hangat Presiden Prabowo Subianto dan Jokowi saat menikmati bakmi jowo di Warung Bakmi Citro, Minggu (20/7/2025) malam. [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]
Momen hangat Presiden Prabowo Subianto dan Jokowi saat menikmati bakmi jowo di Warung Bakmi Citro, Minggu (20/7/2025) malam. [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]

Di tengah pusaran konflik ini, semua mata tertuju pada Prabowo Subianto. Posisinya sebagai presiden terpilih menempatkannya sebagai figur sentral yang dapat meredam atau justru memperkeruh suasana.

Selamat Ginting memaparkan dilema paling fundamental yang harus dihadapi Prabowo.

"Prabowo memiliki dua pilihan: menjadi tameng bagi Jokowi atau mati bersama rakyat untuk melawan Jokowi," ucap Ginting dengan tajam.

Pilihan ini bukan sekadar retorika politik, melainkan sebuah pertaruhan yang akan menentukan warisan kepemimpinan Prabowo. Di satu sisi, melunasi "utang politik" dengan melindungi Jokowi dan lingkarannya.

Di sisi lain, mengambil risiko besar dengan memihak suara rakyat yang menuntut keadilan, sekalipun harus berhadapan dengan kekuatan rezim sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI