Suara.com - Kata Kunci: Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi), Hendri Satrio, Gibran Rakabuming Raka, Reshuffle Kabinet, PDIP, Gerindra, Sinyal Politik, Berita Viral.
Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan pendahulunya, Joko Widodo (Jokowi), di Solo bukan sekadar silaturahmi biasa. Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensa), membaca ada empat sinyal politik krusial yang terpancar dari pertemuan tersebut, menyangkut nasib Gibran Rakabuming Raka hingga para menteri loyalis Jokowi.
Menurut Hensa, pertemuan ini adalah sebuah pesan politik strategis yang dikirim Prabowo ke seluruh elite. Berikut adalah empat sinyal yang ia tangkap:
1. Isu Pemakzulan Gibran Bakal Mereda?
Pertemuan ini, menurut Hensa, adalah sinyal kuat bahwa Prabowo pasang badan untuk Gibran. Dengan datang langsung ke kediaman Jokowi, Prabowo seolah menegaskan bahwa isu pemakzulan terhadap wakilnya tidak akan dibiarkan bergulir liar.
"Dengan adanya Prabowo bersilaturahmi ke kediaman Jokowi, bisa jadi mereka juga membicarakan isu-isu terkini, dan saya melihat setelah pertemuan itu isu terkait pemakzulan wapres ini akan mereda ke depannya," kata Hensa dalam keterangannya kepada Suara.com, Rabu (23/7/2025).
2. Hubungan 'Kakak-Adik' dengan PDIP, Bukan Koalisi?
Hensa menyoroti pernyataan Prabowo soal hubungan "kakak-adik" antara Gerindra dan PDIP yang dilontarkan setelah pertemuan dengan Jokowi. Menurutnya, ini adalah cara Prabowo menegaskan bahwa tidak akan ada koalisi formal, namun pintu kerja sama tetap terbuka. Prabowo dinilai justru ingin PDIP berada di luar pemerintahan sebagai pengawas.
"Prabowo menggunakan bahasa kakak-adik itu untuk menegaskan bahwa Gerindra dan PDI Perjuangan tidak akan berkoalisi. Namun, ini bukan berarti mereka tidak bisa bekerja sama dan kompak dalam membenahi bangsa," katanya. "Prabowo tampaknya menginginkan PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan untuk menjadi pengkoreksi pemerintahan yang ia jalankan dan kompak bersamanya."
3. Prabowo Beri Dukungan Selesaikan Polemik Ijazah Jokowi?
Pertemuan ini juga dibaca sebagai bentuk solidaritas politik Prabowo terhadap Jokowi yang tengah diserang isu ijazah palsu. Hensa menduga Prabowo akan ikut membantu menyelesaikan masalah ini.
"Ada kemungkinan Prabowo memberikan dukungan agar isu ini dapat diselesaikan dengan baik, menunjukkan solidaritas politik," ungkapnya.
Baca Juga: Baru Juga Diresmikan Prabowo, Kopdes Merah Putih di Tuban Tutup, DPR: Ini Alarm Keras!
4. Sinyal Reshuffle Kabinet Semakin Kuat?
Ini mungkin sinyal yang paling membuat para menteri was-was. Hensa meyakini, salah satu agenda utama pertemuan adalah pembahasan nasib para menteri 'warisan' Jokowi di kabinet Prabowo.
"Pertemuan ini kemungkinan juga membahas terkait dengan kabinet, di mana kemungkinan Prabowo membicarakan nasib menteri-menteri yang dekat dengan Jokowi ke depan akan seperti apa," paparnya.
Hensa menegaskan, pertemuan ini bukanlah formalitas, melainkan sebuah manuver cerdas dari Prabowo untuk mengirimkan pesan politik yang sangat jelas.
"Prabowo dengan cerdas menggunakan momen ini untuk mengirim pesan politik yang jelas, baik kepada publik maupun kepada elite politik lainnya," pungkasnya.