Grand Design Politik Jokowi Ambyar, Ray Rangkuti: Semuanya Sudah Berkeping-keping

Kamis, 24 Juli 2025 | 09:56 WIB
Grand Design Politik Jokowi Ambyar, Ray Rangkuti: Semuanya Sudah Berkeping-keping
Pengamat politik Ray Rangkuti di Podcast Forum Keadilan TV saat mengkritisi Presiden ke-7 Jokowi. [YouTube]

Suara.com - Wacana grand design politik keluarga Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang digadang-gadang akan langgeng pasca-lengser, kini diprediksi ambyar di tengah jalan.

Fondasi Grand Design Politik Jokowi  yang dibangun disebut terlalu rapuh untuk menopang bangunan kekuasaan jangka panjang.

Pengamat politik kawakan, Ray Rangkuti, secara blak-blakan membedah kondisi ini. Dalam analisisnya di Podcast Forum Keadilan TV, ia menyebut desain besar itu kini tak lebih dari puing-puing rencana yang berserakan.

"Tidak ada lagi grand design yang utuh untuk keluarga Jokowi, semuanya sudah berkeping-keping," ujar Ray Rangkuti, membuka analisis tajamnya dikutip dari YouTube. 

Menurutnya, prediksi suram ini bukan tanpa sebab. Ada satu kesalahan fatal yang menjadi biang kerok utama dari retaknya bangunan politik yang coba dirancang oleh Jokowi.

Fondasi Rapuh Bernama 'Pertemanan'

Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto (Instagram/prabowo)
Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto (Instagram/prabowo)

Akar masalah dari potensi runtuhnya dinasti politik ini, menurut Ray, terletak pada asumsi keliru dari sang patron utama, yakni Presiden Jokowi sendiri. Jokowi dinilai gagal membangun sebuah ikatan politik yang solid dan tulus.

"Kesalahan terbesar Jokowi adalah menganggap semua bisa dikontrol pasca tidak jadi presiden," tegas Ray Rangkuti.

Ia menjelaskan bahwa selama dua periode berkuasa, Jokowi tidak membangun fondasi "persaudaraan" politik yang kokoh, melainkan sekadar "pertemanan" yang sangat transaksional dan didasarkan pada kalkulasi untung-rugi sesaat.

Baca Juga: Said Didu Peringatkan Jokowi: Jangan Jumawa, Tak Ada yang Kuat Melawan Suara Rakyat

"Padahal ia tidak membangun 'persaudaraan' politik, melainkan 'pertemanan' yang berbasis untung-rugi," tambahnya.

Implikasinya sangat berbahaya. Ketika Jokowi tidak lagi memegang tongkat kekuasaan, para "teman" ini secara alami akan mulai menghitung ulang posisi dan keuntungan mereka. Loyalitas yang dulu tampak solid bisa menguap begitu saja.

"Teman-teman politik Jokowi kini akan mengkalkulasi keuntungan jika terus mendukungnya," ungkap Ray, mengisyaratkan potensi eksodus dukungan politik dalam waktu dekat.

Beban Berat Gibran dan Isu yang Menerpa Keluarga

Foto Keluarga Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor (Instagram/@riomotret)
Foto Keluarga Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor (Instagram/@riomotret)

Konsekuensi dari fondasi yang rapuh ini kini mulai dirasakan oleh anggota keluarga Jokowi yang terjun ke panggung politik. Jalan mereka tidak lagi mulus seperti yang dibayangkan. Berbagai isu miring dan tantangan politik berat mulai menghadang.

Ray secara spesifik menyoroti tantangan yang dihadapi anak dan menantu Jokowi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI