Suara.com - Nama Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) mendadak menjadi sorotan nasional setelah terlibat bentrokan sengit dengan massa Front Persaudaraan Islam (FPI).
Insiden yang diwarnai luka-luka ini meledak di tengah acara ceramah Habib Rizieq Shihab di Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (22/7/2025) malam, dipicu oleh penolakan keras PWI-LS terhadap kedatangan Rizieq.
Upaya PWI-LS untuk mendatangi lokasi dan membubarkan acara tersebut menjadi puncak dari gesekan ideologis yang selama ini mereka suarakan. Lantas, siapa sebenarnya PWI-LS, organisasi yang berani berhadap-hadapan langsung dengan FPI ini?
PWI-LS merupakan organisasi yang relatif baru, dideklarasikan di Cilacap, Jawa Tengah pada 6 Oktober 2023. Di dalam strukturnya, terdapat Laskar Sabilillah, yang digambarkan sebagai "kader inti" dan "benteng ulama".
Mereka adalah garda terdepan yang disiapkan dengan kualifikasi ketat: disiplin, dedikasi tinggi, mental tangguh, dan daya juang religius.
Dibentuk oleh sejumlah tokoh Nahdliyin, PWI-LS menargetkan 2 juta anggota dalam dua tahun. Namun, di balik target kuantitas, tersimpan sebuah ideologi perjuangan yang sangat tegas dan spesifik: menjaga keutuhan NKRI dari rongrongan kelompok radikal transnasional.
Ketua Umum PWI-LS, KH Abbas Billy Yachsy, yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Buntet Cirebon, secara terbuka menyatakan keresahannya. Ia melihat adanya ancaman serius terhadap nasionalisme dan kesepakatan bangsa.
“Ketika ada beberapa aksi-aksi (gerakan) yang berbenturan dengan nasionalisme dengan kesepakatan nasional (Pancasila, UUD 1945) ini sudah ada yang mengusik dari oknum separatis dan juga beberapa kelompok ekstrim Ba ‘Alawi, yang mengkhawatirkan kami semua, kehancuran bangsa ini akibat doktrin doktrin yang tidak benar,” kata pria yang akrab disapa Gus Abbas ini.
Pernyataannya bukan sekadar retorika. PWI-LS secara eksplisit memposisikan diri sebagai gerakan Nahdliyin yang berani "menampilkan keindonesiaan dan keislaman Indonesia nusantara" secara lebih agresif.
Baca Juga: Kronologi Bentrok Berdarah Ceramah Habib Rizieq di Pemalang Versi FPI, Curiga 'Jalur Jebakan' Polisi
Sikap paling kontroversial dan menjadi pembeda utama PWI-LS adalah penolakan mereka terhadap klaim nasab atau garis keturunan klan Ba 'Alawi ke Nabi Muhammad SAW.
Isu ini menjadi salah satu pilar perjuangan mereka, didasari keprihatinan atas ancaman disintegrasi bangsa oleh gerakan yang menggunakan klaim zuriat Nabi sebagai legitimasi.
“Kami PWI menegaskan perjuangan Walisongo, masalah yang berkaitan dengan Klan Ba ‘Alawi (mengaku bernasab ke Rasulullah) kita tegas menolak nasabnya terputus dan secara scientific itu tidak tersambung dengan Rasulullah,” tegas Gus Abbas.
Ia bahkan memperingatkan masyarakat agar tidak mudah mengadopsi ajaran baru yang dibawa oleh kelompok-kelompok tersebut.
"Diharapkan rakyat Indonesia ini mengerti akan keadaan, siapa dirinya dan leluhurnya jangan sampai mengadopsi ajaran baru yang belum tentu lebih baik," ujarnya.
Sikap tegas ini diperkuat oleh Wakil Ketua Umum PWI-LS, KH Imaduddin Utsman Al Bantani. Menurutnya, fokus utama organisasi adalah menjaga ajaran Walisongo yang luhur, toleran, dan penuh tenggang rasa sebagai esensi dari Islam Rahmatan Lil 'alamin.