Apa Itu Sound Horeg? Mengenal Fenomena Bass Perontok Genteng Ciptaan Edi Sound

Tasmalinda Suara.Com
Jum'at, 25 Juli 2025 | 22:03 WIB
Apa Itu Sound Horeg? Mengenal Fenomena Bass Perontok Genteng Ciptaan Edi Sound
Edi Sound, MaestroSound horeg asal Jatim

Suara.com - Jika linimasa media sosial dan YouTube, belakangan ini diguncang oleh video-video dramatis dari karnaval desa, mungkin telah menyaksikan sebuah fenomena budaya yang luar biasa yang dikenal sound horeg.

Video-video ini menampilkan tumpukan speaker setinggi rumah, mengeluarkan dentuman bass dahsyat yang mampu merontokkan genteng, menggetarkan jendela, dan membuat air dalam gelas menari liar.

Bagi jutaan orang, ini adalah tontonan yang absurd sekaligus memukau.

Namun, apa sebenarnya sound horeg itu? Ini bukan sekadar sound system biasa.

Ini adalah sebuah subkultur, sebuah karya seni audio ekstrem yang lahir dari inovasi seorang jenius dari Ngawi, Jawa Timur, bernama Edi Purnomo atau Edi Sound.

Asal-Usul 'Horeg': Suara yang Bukan untuk Didengar, tapi Dirasakan

Untuk memahami fenomena ini, harus kembali ke akarnya.

Istilah 'horeg' berasal dari kosakata bahasa Jawa yang secara harfiah berarti 'bergoyang atau bergetar hebat'.

Nama ini dipilih bukan tanpa alasan, karena tujuan utama dari sound system ini bukanlah sekadar menghasilkan suara yang kencang.

Baca Juga: Kisah Edi Sound: Dari Garasi Ngawi Jadi 'Thomas Alva Edison' Dunia Horeg

Perbedaan mendasar antara sound system biasa dengan sound horeg terletak pada fokus frekuensinya.

Jika sound system biasa maka berfokus pada keseimbangan dan kejernihan suara di semua frekuensi (bass, mid, treble) agar vokal dan musik terdengar jelas.

Sementara Sound Horeg ialah terobsesi pada frekuensi bass yang sangat rendah (subwoofer) dengan tujuan menciptakan gelombang suara bertekanan tinggi yang mampu menghasilkan getaran fisik yang masif.

Inilah inovasi yang dipelopori oleh Edi Sound. Ia mengubah paradigma: dari audio yang hanya dinikmati telinga, menjadi sebuah pengalaman fisik yang dirasakan oleh seluruh tubuh.

Inilah yang membuat orang yang berdiri di dekatnya ikut "horeg".

Mengapa Begitu Besar di Jawa Timur? Campuran Tradisi, Gengsi, dan Kompetisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI