Misteri Hilangnya HP Diplomat Arya Daru, Menguatkan Dugaan Pembunuhan?

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Jum'at, 25 Juli 2025 | 21:38 WIB
Misteri Hilangnya HP Diplomat Arya Daru, Menguatkan Dugaan Pembunuhan?
Misteri hilangnya HP Arya Daru menihilkan motif bunuh diri?

Suara.com - Di tengah simpang siur penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Jamin Ginting, S.H., M.H., menyajikan sebuah analisis tajam yang secara sistematis meruntuhkan skenario bunuh diri dan mengarahkannya pada dugaan kuat pembunuhan berencana.

Menurut Jamin Ginting, terlalu banyak "logika janggal" dan "fakta kontradiktif" yang membuat kesimpulan bunuh diri menjadi prematur dan berbahaya. Ada jejak-jejak krusial yang menuntut penyidik untuk melihat lebih jauh dari sekadar kamar kos yang menjadi TKP.

Dikotomi Fatal

Jamin Ginting memulai analisisnya dengan membongkar profil psikologis korban. Menurutnya, jika ini kasus bunuh diri, harus ada jejak penderitaan psikologis yang mendahuluinya.

"Apakah ada tanda-tanda ke arah sana? seperti contohnya dia melakukan pembicaraan saya akan bunuh diri melalui WA atau ancaman-ancaman yang menakutkan... terlilit utang atau berantem dengan keluarganya atau pacarnya gitu frustasi," papar Jamin dikutip dari Youtube KompasTV.

Namun, tidak ada satu pun dari tanda-tanda itu yang muncul. Sebaliknya, profil Arya Daru menunjukkan hal yang 180 derajat berbeda.

Ia adalah seorang diplomat dengan prestasi gemilang dan karier yang sedang menanjak. Lebih penting lagi, ia baru saja menjadi saksi kunci dalam sebuah sidang kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang.

"Ini suatu dikotomi atau pertentangan yang cukup signifikan. Bagi seseorang yang akan bunuh diri di satu sisi dia prestasi bagus, berjuang dan menjadi saksi di Jepang untuk kasus perdagangan orang," tegasnya.

"Artinya dia pasti menjaga kredibilitas dia untuk karirnya lebih tinggi lagi. Tidak ada niat untuk mengakhiri hidup."

Baca Juga: Kompolnas: HP Arya Daru Hilang Belum Ditemukan, Terakhir Terlacak di Lokasi Ini

Metode Eksekusi

Kejanggalan berikutnya, menurut Jamin, terletak pada metode kematiannya. Penggunaan plastik dan lakban yang membungkus seluruh wajah adalah metode yang sangat tidak lazim untuk bunuh diri.

"Pada umumnya kalau orang mati karena bunuh diri yang paling kita sering lihat ya apa dia gantung diri atau dia memotong nadi tangannya ya atau dia juga bisa meminum racun, tetapi dengan lakban di sekujur wajahnya dan juga ada plastik seperti itu. Ini kalau menurut saya lebih harus dipastikan lagi terkait hubungan antara pekerjaan," jelasnya.

Lebih dari itu, orang yang memutuskan mengakhiri hidupnya hampir selalu meninggalkan pesan terakhir, sebuah "jeritan bisu" untuk keluarga atau dunia. Pada kasus Arya, pesan itu tidak ada.

"Nah, kalau orang mau bunuh diri biasanya dia meninggalkan pesan, Pak. Dia meninggalkan pesan tertentu untuk sebelum dia mengakhiri hidupnya. Nah, ini tidak ada pesan, tidak ada pesan apapun," ujar Jamin.

"Ini karena ada kecurigaan berarti kemungkinannya ada orang yang lain yang menginginkan kematiannya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI