Bukan Lagi Soal Ijazah, Jokowi Curhat Serangan Merembet ke Skripsi Hingga KKN Fiktif

Sabtu, 26 Juli 2025 | 14:17 WIB
Bukan Lagi Soal Ijazah, Jokowi Curhat Serangan Merembet ke Skripsi Hingga KKN Fiktif
Presiden ke-7 RI Joko Widodo saat reuni bersama di Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu (26/7/2025).[Suara.com/Hiskia]

Suara.com - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara dengan lebih leluasa mengenai rentetan isu miring yang menyerang latar belakang pendidikannya.

Bukan di forum resmi kenegaraan, melainkan di hadapan kawan-kawan seperjuangannya saat reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (26/7/2025).

Dengan nada santai dan sesekali terkekeh, Jokowi memetakan bagaimana serangan terhadapnya terus berevolusi, mulai dari keaslian ijazah hingga kini merembet ke karya ilmiah dan program pengabdian masyarakatnya.

Ia menggambarkan bagaimana para penyerangnya seolah tak pernah kehabisan akal untuk mencari celah.

"Begitu ijazahnya sulit dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga [dituduh] palsu, waduh," kata Jokowi sambil terkekeh, disambut tawa riuh para alumni yang hadir di acara tersebut.

Untuk membantah tudingan skripsi palsu, Jokowi tak segan membeberkan detail proses akademiknya. Ia menyebut dengan jelas nama dosen pembimbing dan para pengujinya, sebuah fakta yang menurutnya sangat mudah untuk diverifikasi kebenarannya oleh pihak universitas.

Jokowi menjelaskan secara rinci bahwa skripsinya dibimbing oleh Ahmad Sumitro dan diuji oleh beberapa dosen lain, yakni Profesor Burhanuddin dan Insinyur Sofyan Warsito. Namun, ia menyayangkan bukti-bukti konkret itu seakan tak ada artinya.

"Diuji ada pengujinya, diragukan lagi," keluhnya, dengan ekspresi antara geli dan heran.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini melanjutkan 'curhatnya'. Ia mengungkap bahwa serangan tak berhenti di meja sidang skripsi. Setelah gagal di isu ijazah dan skripsi, kini giliran program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menjadi sasaran tembak.

Baca Juga: Sampai Temannya Memohon, Jokowi Tak Pernah Mau Masuk Grup WA Alumni

"Skripsi diragukan, ganti lagi ke KKN. Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN," ungkapnya, memaparkan alur serangan yang terus bergerak mencari target baru.

Bahkan, Jokowi masih sangat ingat detail lokasi KKN yang pernah dijalaninya puluhan tahun silam, sebuah kenangan yang kini justru dipersoalkan.

"Saya ingat KKN-nya di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah," ucapnya.

"Tapi itu dikatakan KKN-nya fiktif. Nah ini kok bisa semua palsu-palsu semua," imbuh Jokowi dengan nada heran yang disambut tawa hadirin.

Ia pun menegaskan bahwa pihak kampus, dari Rektor hingga Dekan, sudah berkali-kali memberikan pernyataan resmi dan mengonfirmasi keaslian seluruh riwayat pendidikannya.

Namun, bagi Jokowi, serangan ini memang tidak pernah bertujuan mencari kebenaran faktual.

"Tapi ya itulah. Sekali lagi ini politik, bukan urusan asli dan tidak asli. Sudah tahu semuanya itu asli tapi untuk kepentingan politik jadi terjadi hal seperti itu," tandasnya.

Merasa curhatnya sudah cukup panjang, Jokowi berkelakar kepada teman-temannya.

"Saya rasa itu saja yang ingin saya sampaikan. Saya nanti kayak curhat gitu. Tapi memang curhat ke teman-temannya boleh kan?" tanya Jokowi.

Sontak para rekan seangkatannya menyahut dengan kompak, "Boleh!"

Menutup sesinya, Jokowi bernostalgia tentang masa-masa perjuangan saat kuliah. Ia mengenang berbagai lokasi praktik lapangan yang menjadi saksi bisu kebersamaan mereka.

"Ke Kerinci bareng, ke Wanagama bareng, ke Pangandaran, Ujung Kulon, Cilacap, Baturaden, bareng-bareng terus gitu," kenangnya.

Di tengah nostalgia itu, seorang rekannya berteriak mengingatkan sebuah prestasi kecil Jokowi di masa muda. Menanggapi itu, Jokowi pun membalasnya dengan candaan.

"Waktu ke Kerinci itu yang sampai ke atas pertama kali, Jokowi. Tapi nggak sombong," ucapnya sambil kembali terkekeh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI