"Karena di TKP tidak ada tanda-tanda bahwa orang lain yang ada di situ sampai pemeriksaan DNA.DNA itu sudah pemeriksaan yang sangat teliti ya. Kalau ada rambut orang lain saja di situ misalnya ketemu rambut dan sebagainya diperiksa, itu rambut orang lain bisa ketahuan gitu," kata dia.
Semua pintu kemungkinan adanya keterlibatan pihak ketiga seolah tertutup rapat. "Artinya dari segi sidik jari tidak ditemukan. Dari segi CCTV tidak ditemukan. Kemudian berarti dari pintu masuk juga sulit orang masuk dan tidak ada kerusakan."
Susno menegaskan bahwa alasan Polri tidak membuka semua kartu ke publik adalah murni karena pertimbangan etis.
"Memang PORI tidak menguraikan secara lengkap sekali kepada publik. mengapa tidak lengkap sekali? karena mungkin menjaga gitu nama baik keluarga gitu, menjaga perasaan keluarga dan sebagainya," ujar Susno. Ia kembali merangkum kekuatan bukti yang dimiliki penyidik.
"Polisi sudah menemukan alat bukti yang sangat lengkap gitu ya. Sangat lengkapnya apa? Dari CCTV, pembicaraan telepon, kemudian dari laptop, kemudian dari email, kemudian dari saksi-saksi, kemudian hasil laboratorium gitu kan. Kemudian dari visum luar dan sidik jari bahwa tidak ada tindak pidana yang dilakukan melainkan penyebab meninggalnya adalah karena gangguan pada napas atau oksigen," ungkapnya.