Viral Tentara Paksa Hapus Mural One Piece di Sragen, Simbol Shirohige Dianggap Ancaman?

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 04 Agustus 2025 | 16:50 WIB
Viral Tentara Paksa Hapus Mural One Piece di Sragen, Simbol Shirohige Dianggap Ancaman?
Viral tentara paksa hapus mural One Piece di Sragen

Suara.com - Semangat kemerdekaan yang seharusnya dirayakan dengan kreativitas justru berujung pada kekecewaan mendalam.

Sebuah mural bertema anime "One Piece" yang dilukis oleh para pemuda di Dukuh Ndayu, Karangmalang, Sragen, untuk menyambut HUT RI ke-80, dihapus paksa di bawah pengawasan aparat tentara.

Insiden ini sontak memicu perdebatan sengit di media sosial, mempertanyakan batas antara simbol negara, kebebasan berekspresi, dan pemahaman aparat terhadap budaya pop yang digandrungi generasi muda.

Apa yang salah dari lambang bajak laut Shirohige hingga dianggap sebagai ancaman yang harus diberangus?

1. Kronologi Penghapusan: Kreativitas HUT RI yang Berakhir Tragis

Semangat menyambut hari kemerdekaan di Dukuh Ndayu diwujudkan oleh sekelompok anak muda melalui seni mural.

Mereka memilih lantai kosong sebagai kanvas untuk melukis simbol bajak laut Shirohige (Whitebeard), salah satu faksi paling dihormati dalam dunia "One Piece".

Tujuannya aktivitas ini ialah merangkul kreativitas, memperindah lingkungan, dan merayakan kemerdekaan dengan cara yang relevan bagi mereka.

Namun, alih-alih diapresiasi, karya mereka justru mendapat respons keras.

Baca Juga: Mural One Piece Dihapus Paksa di Sragen, Pemerintah: Jaga Sensitivitas!

Mural One Piece, yang dibuat untuk menyambut HUT RI ke-80 di Dukuh Ndayu, Karangmalang, Sragen, harus berakhir tragis.

Lukisan lambang bajak laut Shirohige yang dibuat sebagai cara merangkul kreativitas anak muda justru dihapus paksa di bawah pengawasan aparat.

Beberapa anggota TNI datang ke lokasi dan meminta agar mural tersebut segera dihapus.

Para pemuda, yang tak ingin berkonflik, terpaksa menuruti perintah tersebut. Dinding yang tadinya penuh warna dan semangat kini kembali polos, meninggalkan rasa kecewa dan pertanyaan besar.

2. Bukan Sekadar Bajak Laut: Makna Mendalam di Balik Simbol Shirohige

Bagi yang tidak mengikuti serial "One Piece", simbol tengkorak berkumis putih ini mungkin disalahartikan sebagai lambang pemberontakan atau anti-pemerintah.

Namun, bagi jutaan penggemarnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, simbol ini sarat dengan makna positif yang mendalam yakni simbol keluarga dan perlindungan.

Shirohige atau Edward Newgate adalah kapten yang menganggap semua krunya sebagai "anak".

Benderanya adalah simbol sebuah keluarga besar yang saling melindungi, terutama bagi mereka yang terbuang dan tak punya tempat pulang.

Dia pun berarti kekuatan untuk melindungi, Shirohige dikenal sebagai "Manusia Terkuat di Dunia", namun kekuatannya tidak digunakan untuk menindas.

Ia menjadi pelindung bagi banyak pulau dan rakyat lemah yang tidak bisa dilindungi oleh Pemerintah Dunia.

Dia pun diartikan sebagai figur ayah yang mengayomi, yakni figur ayah yang dihormati, yang rela mengorbankan nyawanya demi melindungi "keluarganya".

Dengan makna ini, para pemuda di Sragen kemungkinan besar melihat simbol Shirohige sebagai representasi dari semangat persatuan, perlindungan, dan kekeluargaan—nilai-nilai yang sangat relevan dengan semangat kemerdekaan.

3. Benturan Perspektif: Nasionalisme Kaku vs Ekspresi Generasi Baru

Insiden ini adalah cerminan dari benturan cara pandang.

Di satu sisi, aparat keamanan mungkin melihatnya dari perspektif yang kaku: setiap simbol yang bukan Merah Putih atau lambang negara bisa dianggap sebagai ancaman, terutama yang berbau "bajak laut" yang identik dengan pemberontakan.

Di sisi lain, generasi muda melihatnya sebagai bentuk ekspresi yang sah.

Mereka tumbuh di era digital di mana budaya pop (anime, manga, film) menjadi bahasa universal untuk menyampaikan pesan.

Menggambar Shirohige bukanlah upaya menentang negara, melainkan cara mereka memaknai kembali semangat persatuan dan perlindungan melalui medium yang mereka pahami dan cintai.

4. Gema di Dunia Maya: "Sragen Jadi Markas Angkatan Laut?"

Kabar penghapusan paksa ini dengan cepat menyebar di komunitas online.

Banyak "Nakama" (sebutan untuk penggemar One Piece) menyayangkan tindakan aparat yang dianggap berlebihan dan gagal paham konteks.

"Sragen mendadak jadi markas Angkatan Laut, simbol Yonko (kaisar lautan) langsung diberantas," sindir seorang pengguna di media sosial X.

Banyak yang berpendapat bahwa energi aparat akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk memberantas masalah nyata seperti korupsi atau ketidakadilan, isu-isu yang justru sering dilawan oleh karakter-karakter protagonis di "One Piece".

Insiden di Sragen menjadi pengingat pahit bahwa dialog antara generasi dan institusi sangat diperlukan.

Kreativitas anak muda seharusnya dirangkul sebagai energi positif, bukan dipadamkan karena kesalahpahaman.

Kemerdekaan sejatinya adalah tentang kebebasan untuk berekspresi, termasuk merayakannya dengan cara yang paling dekat di hati mereka.

Bagaimana pendapat Anda?

Apakah tindakan aparat menghapus mural "One Piece" ini dapat dibenarkan atas nama nasionalisme, atau ini adalah bentuk pemberangusan kreativitas?

Sampaikan pandangan Anda di kolom komentar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI