Shirohige Bukan Simbol Pemberontak: 4 Bukti Aparat Gagal Paham Mural One Piece

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 04 Agustus 2025 | 22:40 WIB
Shirohige Bukan Simbol Pemberontak: 4 Bukti Aparat Gagal Paham Mural One Piece
Aparat paksa hapus mural One Piece di Sragen

Menyamakan Shirohige dengan pemberontakan adalah kesalahan terbesar.

Di dalam cerita, Edward Newgate alias Shirohige adalah sosok yang paling dihormati justru karena nilai-nilai yang ia anut, yang sangat jauh dari stereotip bajak laut perusak.

Shirohige adalah figur ayah universal yakni Impian terbesar Shirohige bukanlah harta karun atau kekuasaan, melainkan "keluarga".

Ia menyebut semua anggota krunya sebagai "anak-anakku" dan rela mati demi melindungi mereka.

Benderanya adalah simbol perlindungan, bukan ancaman.

Selain itu, diartikan sebagai pelindung Kaum Lemah: Shirohige menggunakan statusnya sebagai Yonko (salah satu dari empat kaisar lautan) untuk melindungi banyak pulau, termasuk Pulau Manusia Ikan yang sering mengalami diskriminasi.

Di bawah benderanya, pulau-pulau ini aman dari perbudakan dan serangan. Ia adalah stabilitas, bukan kekacauan.

Para pemuda di Sragen kemungkinan besar memilih simbol ini karena merepresentasikan semangat persatuan dan perlindungan—nilai yang sangat relevan dengan HUT Kemerdekaan.

3. Ironi Salah Target: Ini Simbol Pemberontak Sebenarnya di "One Piece"

Baca Juga: Bendera One Piece Beri Pelajaran Berharga ke Satpol PP Bogor, Ini 5 Fakta Tak Terduga

Jika aparat ingin mencari simbol pemberontakan sejati dalam "One Piece", mereka jelas salah target. Di dalam cerita, satu-satunya faksi yang secara eksplisit bertujuan untuk menggulingkan Pemerintah Dunia adalah Pasukan Revolusioner (Revolutionary Army).

Pasukan ini dipimpin oleh Monkey D. Dragon, ayah dari sang protagonis, Luffy.

Merekalah yang secara aktif mengorganisir perlawanan global terhadap tirani kaum Naga Langit. Menghapus mural Shirohige yang notabene adalah rival dari Raja Bajak Laut Gol D. Roger dan seorang pilar keseimbangan dunia adalah bukti nyata kurangnya riset dan pemahaman terhadap materi yang mereka hakimi.

4. Cermin Benturan Generasi: Saat Otoritas Gagal Membaca Bahasa Anak Muda

Insiden ini pada akhirnya adalah cerminan benturan antara generasi yang "berbahasa" dengan cara berbeda.

Aparat berbicara dengan bahasa formal negara dan simbol-simbol resmi. Sementara itu, generasi muda kini seringkali berbicara melalui bahasa simbolik budaya pop yang kaya akan makna tersirat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI