Pembangunan Taman Bendera Pusaka Terganjal Relokasi Pedagang Pasar Barito

Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:02 WIB
Pembangunan Taman Bendera Pusaka Terganjal Relokasi Pedagang Pasar Barito
Ilustrasi Pasar Barito di Jakarta Selatan. Rencana Pemprov Jakarta menggabungkan tiga taman utama di Jaksel masih terganjal adanya pedagang di Pasar Taman Barito yang enggan direlokasi ke tempat baru di Lenteng Agung. [Suara.com]

Suara.com - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun Taman Bendera Pusaka yang mengintegrasikan tiga taman besar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menghadapi kendala.

Puluhan pedagang di Pasar Barito masih menolak untuk direlokasi meskipun tenggat waktu telah lewat pada 3 Agustus 2025.

Wali Kota Jakarta Selatan, M Anwar, menyatakan bahwa dari total 118 pedagang, lebih dari 50 di antaranya masih bertahan.

"Kurang lebih masih ada sekitar 50 lebih ya (pedagang yang masih bertahan), dari total sekitar 118 ya. Yang sudah kosong sekitar 29 kios," ujar Anwar di Balai Kota, Rabu (6/8/2025).

Pemprov DKI sebenarnya telah menyiapkan solusi relokasi sementara bagi para pedagang ke 10 pasar yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya.

Selain itu, pemerintah juga menjanjikan lokasi permanen yang lebih modern di Sentra Fauna Jakarta, Lenteng Agung, yang akan dibangun di atas lahan seluas 7.500 meter persegi.

Anwar menegaskan bahwa pendekatan yang dilakukan pemerintah adalah persuasif dan santun, sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.

"Kita kan enggak bisa ngambil kebijakan tanpa izin pimpinan. Pak Gubernur mau itu cara baik-baik, cara santun. Jadi kita bukan menertibkan, penataan kawasan," katanya.

Namun, ia juga menduga ada pihak luar yang memprovokasi para pedagang untuk bertahan.

Baca Juga: Pengganti Pasar Barito, Pemprov DKI Bakal Bangun Sentra Fauna Jakarta di Lenteng Agung

Meskipun penolakan masih terjadi, Pemprov DKI Jakarta tetap akan melanjutkan rencana pembangunan.

Acara peletakan batu pertama atau groundbreaking Taman Bendera Pusaka dijadwalkan pada Jumat (8/8/2025).

Anwar memastikan lokasi groundbreaking tidak berada di area pedagang yang masih bertahan, sehingga tidak akan mengganggu jalannya acara.

"Kalau pedagang tetap ada, Jumat tetap (groundbreaking) jalan. Kan kita groundbreaking enggak mengganggu. Groundbreaking sebelah mana, pedagang sebelah mana, enggak masalah," jelas Anwar.

Konsep dan Fasilitas Taman Bendera Pusaka

Proyek Taman Bendera Pusaka ini akan menyatukan Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Barito (atau Taman Leuser menurut beberapa sumber) menjadi satu ruang terbuka hijau yang terintegrasi.

Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar. ANTARA/Syaiful Hakim
Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan M Anwar. ANTARA/Syaiful Hakim

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi Jakarta, M. Fajar Sauri, menjelaskan bahwa integrasi ini bertujuan untuk menciptakan ruang publik yang luas, aman, dan ramah bagi semua kalangan.

Taman seluas hampir enam hektare ini akan dilengkapi berbagai fasilitas modern, di antaranya:

  • Jembatan penghubung (link bridge) yang akan menyambungkan Taman Langsat dan Taman Ayodya.
  • Terowongan bawah tanah (underpass) untuk pejalan kaki yang akan menghubungkan Taman Langsat dengan Taman Leuser.
  • Jogging track, taman bermain anak, ruang serbaguna, dan amphitheater untuk pertunjukan seni dan budaya.

"Semua ini didesain untuk memberikan pengalaman ruang publik yang nyaman, inklusif, dan menyenangkan bagi masyarakat," ujar Fajar.

Proyek yang didanai melalui skema Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp50 miliar.

Pemerintah berharap penataan ini tidak hanya akan mempercantik kota, tetapi juga memberikan solusi jangka panjang yang lebih baik bagi para pedagang dengan adanya Sentra Fauna Jakarta yang lebih representatif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI