Eks Wakapolri Soroti Penempatan Perwira di Luar Struktur: Jangan Sandang Pangkat Polisi

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Selasa, 12 Agustus 2025 | 14:36 WIB
Eks Wakapolri Soroti Penempatan Perwira di Luar Struktur: Jangan Sandang Pangkat Polisi
Mantan Wakapolri Oegroseno menyoroti sistem pembinaan karier di Polri. [Youtube Forum Keadilan TV]

Suara.com - Sebuah kritik fundamental dan tajam dilontarkan Mantan Wakil Kapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno terhadap sistem pembinaan karier di tubuh Kepolisian RI (Polri) yang dinilainya telah menyimpang dari piramida ideal.

Ia membongkar adanya "borok" sistemik yang menciptakan jalur tol bagi perwira yang bertugas di luar institusi untuk mendapatkan pangkat jenderal, yang kemudian kembali dan menyumbat keran promosi bagi mereka yang setia mengabdi di dalam.

Menurut Oegroseno, praktik ini tidak hanya merusak struktur kepangkatan yang sehat, tetapi juga menjadi sumber frustrasi dan "tekanan batin" bagi para perwira tinggi yang kariernya mandek.

Oegroseno mengawali kritiknya dengan mengingatkan kembali konsep dasar piramida kepangkatan di Polri, di mana posisi puncak sangat terbatas dan seharusnya diisi melalui jenjang karier internal yang terukur.

"Iya. Kalau dari dulu kita kan punya piramida, Mas. Piramida kepangkatan. Jenderal polisi itu hanya satu, kapolri dan mantan kapolri. Sudah enggak ada jabatan lain," ujarnya dikutip dari Youtube Forum Keadilan TV.

Namun, realitas yang terjadi saat ini jauh dari ideal. Banyak perwira tinggi yang ditempatkan di kementerian atau lembaga lain, kemudian mendapatkan kenaikan pangkat bintang di sana.

Celakanya, pangkat "eksternal" itu diakui setara saat mereka kembali ke Mabes Polri, mengacaukan tatanan yang sudah ada.

"Tapi di luar Polri ya jangan dikasihkan bintang tiga seperti itu. Nanti naik bintang dua, jabat di luar naik bintang tiga. Jadi akhirnya mengganggu yang pembinaan karya di dalam piramida ini," tegasnya.

Fenomena "masuk-keluar" inilah yang menjadi sumber masalah utama. Perwira yang telah membangun karier di dalam harus rela melihat posisinya dilewati oleh mereka yang datang dari luar dengan pangkat lebih tinggi.

Baca Juga: Penguntitan Jampidsus: Mantan Wakapolri Ungkap Aroma Backing & Penyalahgunaan Wewenang Densus 88

"Kalau sudah keluar Polri, naik, naik jabatan ya sudah keluar saja di sana ahli status saja. Jangan nanti masuk lagi masuk lagi masuk lagi masuk lagi. Yang di dalam ini kan pasti kan tekanan batin. Iya. Wah saya ini belum bisa naik-naik, masuk dari luar masuk lagi ke dalam," ungkap Oegroseno dengan lugas.

Salah Kaprah Pangkat: 'Irjen Agraria' Bukan 'Irjen Pol'

Oegroseno secara cerdas menelanjangi kekeliruan logika dalam pengakuan pangkat yang didapat di luar institusi. Baginya, pangkat tersebut seharusnya melekat pada jabatan di lembaga eksternal, bukan pada statusnya sebagai anggota Polri.

"Loh, kalau pangkat itu kan jenderal juga jenderal polisi. AKBP, P-nya juga polisi ya, mayor polisi. AKP,P-nya tuh polisi, Pak. Tapi kalau dia dapat pangkat di luar itu bukan pangkat polisi di situ," jelasnya.

Ia memberikan contoh yang sangat spesifik. "Jadi misalnya jadi Dirjen di Kementerian Agraria misalnya, bintang satu terus di situ naik bintang dua. Bintang duanya kan bintang agraria bukan bintang polisi. iya kan berarti kan Irjen Agraria bukan Ijen Pol," paparnya.

Kekacauan administrasi dan pengakuan pangkat inilah yang menurutnya harus segera ditata ulang. Solusi yang ia tawarkan adalah "alih status". Jika seorang perwira memilih untuk berkarier dan mendapat promosi di luar, seharusnya ia melepaskan statusnya sebagai anggota Polri secara permanen.

"Kalau dia keluar promosi ya sebetulnya yang bagus ya alih status dulu. Jangan pakai pangkat yang dari polisi dipakai duluan nanti bisa masuk lagi," sarannya.

Dampak Nyata: Promosi Tersumbat, Jenderal 'Mengorbit'

Kritik Oegroseno bukan tanpa dasar. Ia melihat dampak nyata dari sistem yang rusak ini dalam setiap siklus mutasi perwira tinggi.

Jalur promosi untuk perwira bintang dua untuk naik menjadi bintang tiga menjadi sangat sempit karena posisi tersebut sudah penuh sesak oleh para jenderal yang "mengorbit" atau kembali dari penugasan luar.

"Ya, kalau saya melihat sekarang begitu ada mutasi, mutasi di bintang tiga saja masih cukup banyak yang beredar di sini nih orbitnya nih," katanya.

Kondisi ini sangat kontras dengan sistem yang sehat, di mana pensiunnya seorang jenderal bintang tiga akan secara otomatis membuka ruang bagi promosi jenderal bintang dua dari bawah.

"Nah, ini yang bintang dua enggak ikut ketarik. dulu kalau bintang 3, ada 1 pensiun misalnya masih di lingkungan piramida kepolisian tadi ya, Polri ya, begitu yang diganti satu, bintang dua ini otomatis akan naik naik ke atas kesempatan untuk naik ke atas lebih banyak gitu," pungkasnya, menggambarkan bagaimana mesin regenerasi kepemimpinan di Polri saat ini menjadi macet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI