“Nah jadi saya merasa cukup data, terus saya sudah melakukan investigasi, sudah bertemu dengan beberapa orang. Maka saya punya keyakinan ini (ijazah) di Pasar Pramuka. Ditambah dengan info munculnya orang – orang itu, “ini punya saya, saya punya kios”, “saya sahabat Jokowi” “Saya ini, saya itu” nah kan sudah selesai,” sambungnya.
Beathor mengatakan bahwa apapun yang terjadi dengan ijazah milik Jokowi, menurutnya sudah seharusnya Jokowi meminta maaf.
Beathor kemudian berharap agar kedepannya negara ini tidak dikuasai secara ugal – ugalan oleh keluarga Jokowi.
“Apapun yang terjadi terhadap ijazah itu, Jokowi minta maaf karena dia sudah selesai kekuasaannya,” ucapnya.
“Tapi kita mohon janganlah negara ini dikuasai terus – menerus oleh keluarganya Jokowi. Artinya Jokowi tidak punya berkas, sekarang dilanjutkan dengan Gibran enggak punya berkas,” tambahnya.
Siapa Beathor Sebenarnya?
Pernyataan kontroversial soal ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dibuat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur membuat nama Beathor Suryadi menjadi viral.
Beathor memiliki nama Panjang Bambang Beathor Suryadi. Ia adalah seorang aktivis dan pengacara yang kerap terlibat dalam kasus politik maupun hukum.
Saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Pancasila pada 1980 an, sosok Beathor adalah sosok yang kritis terhadap rezim Orde Baru di bawah Soeharto.
Baca Juga: MK Gelar Sidang Perdana Gugatan Pasal Perintangan Penyidikan, Begini Kemauan Hasto PDIP
Dalam dunia politik, Beathor merupakan salah satu pendiri Relawan Penggerak Demokrasi (REPDEM), sebuah sayap dari PDI Perjuangan, dan pernah duduk sebagai anggota DPRD Lampung serta DPR RI menggantikan almarhum Taufik Kiemas.
Sikap Beathor yang kritis menjadikan ‘label’ sosok kontroversial melekat pada dirinya. Seperti baru – baru ini ia mencuri perhatian publik dengan pernyataannya yang menyebut ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka jelang Pilgub DKI Jakarta pada 2012 silam.
Kontributor : Kanita